Namun rencana pembangunan tersebut memantik kontroversi sebab melihat perekonomian Mesir sendiri yang sedang sekarat
akibat nilai mata uang yang terlalu tinggi hingga naiknya biaya pembayaran utang akibat penjaman dana luar negeri yang membengkak.
Di sebut pula rencana tersebut hanya akan menambah beban negara sebab menelan anggaran kurang lebih 900 triliun (dalam rupiah).