RADARCIREBON.TV– Ketoasidosis adalah kondisi serius yang terjadi ketika tubuh memproduksi keton dalam jumlah berlebihan.
Keton adalah produk sampingan yang dihasilkan ketika tubuh memecah lemak untuk energi.
Kondisi ini umumnya terkait dengan diabetes, khususnya diabetes tipe 1, dan dikenal sebagai ketoasidosis diabetik (KAD).
Baca Juga:Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Migrain: Apa yang Harus Dihindari?Jangan Dulu Minum Obat, Alternatif Aromaterapi untuk Redakan Migrain dengan Wangi Lembut dan Menenangkan…
Namun, ketoasidosis juga bisa terjadi pada individu tanpa diabetes dalam kondisi tertentu,
seperti konsumsi alkohol yang berlebihan (ketoasidosis alkoholik) atau kelaparan yang berkepanjangan.
Mekanisme Terjadinya Ketoasidosis
Pada individu dengan diabetes, terutama tipe 1, tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup.
Insulin adalah hormon yang membantu sel-sel tubuh mengambil glukosa dari darah untuk digunakan sebagai energi.
Ketika insulin tidak mencukupi, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa secara efektif dan mulai memecah lemak sebagai sumber energi alternatif.
Proses pemecahan lemak ini menghasilkan keton, yang kemudian menumpuk dalam darah dan urin.
Tingginya kadar keton dalam darah menyebabkan darah menjadi asam, mengganggu keseimbangan asam-basa dalam tubuh, dan memicu berbagai gejala serius.
Baca Juga:Bagaimana Mengurangi Migrain? Berikut Beberapa Teknik Relaksasi Meminimalisir Sakit Kepala Sebelah…Penyakit Tak Kenal Usia, Yuk Mengenal Lebih Jauh Tentang Migrain: Penyebab dan Cara Mengelolanya…
Pada kondisi non-diabetes, seperti konsumsi alkohol berlebihan atau kelaparan, mekanisme serupa terjadi,
tetapi dipicu oleh kurangnya asupan karbohidrat yang cukup atau gangguan metabolisme lainnya.
Gejala Ketoasidosis
Gejala ketoasidosis dapat berkembang dengan cepat, sering kali dalam waktu 24 jam. Beberapa gejala utama meliputi:
Poliuria (sering buang air kecil): Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal bekerja lebih keras untuk mengeluarkan kelebihan gula dari tubuh, yang kemudian menyebabkan sering buang air kecil.
Polidipsia (rasa haus yang berlebihan): Kehilangan cairan akibat sering buang air kecil menyebabkan dehidrasi dan rasa haus yang intens.
Mual dan muntah: Akumulasi keton dalam darah dapat menyebabkan iritasi pada lambung dan saluran cerna.
Nyeri perut: Seringkali terjadi akibat keton yang merangsang dinding perut.
Lemas dan kelelahan: Kekurangan energi yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan glukosa dengan efektif.
Nafas berbau buah: Keton, khususnya aseton, dapat memberikan bau khas pada napas.
Kebingungan atau penurunan kesadaran: Dalam kasus yang parah, akumulasi keton dan keasaman darah dapat memengaruhi fungsi otak.