Ketoasidosis Diabetik dan Non-Diabetik, Apa yang Perlu Diketahui? Simak Penjelasannya…

Ketoasidosis Diabetik dan Non-Diabetik, Apa yang Perlu Diketahui? Simak Penjelasannya
Ketoasidosis Diabetik dan Non-Diabetik, Apa yang Perlu Diketahui? Simak Penjelasannya/ sumber foto: pixabay- Myriams-Fotos
0 Komentar

Kondisi medis yang menyebabkan malnutrisi

Gangguan makan seperti anoreksia nervosa

Penyakit kronis atau infeksi berat

Gejala: Gejala ketoasidosis non-diabetik bisa mirip dengan DKA, tetapi mungkin berkembang lebih lambat.

Gejala umum meliputi:

Mual dan muntah

Nyeri perut

Nafas berbau buah

Kelelahan yang ekstrem

Kebingungan atau perubahan mental

Dehidrasi

Diagnosis dan Pengobatan: Seperti DKA, diagnosis ketoasidosis non-diabetik melibatkan pengukuran kadar keton dan pH darah. Pengobatan tergantung pada penyebab yang mendasarinya dan biasanya meliputi:

Rehidrasi dengan cairan IVPemberian glukosa jika penyebabnya adalah malnutrisi atau kelaparanPengelolaan kondisi medis yang mendasari, seperti infeksi atau gangguan makanPemberian thiamine untuk ketoasidosis alkoholikPerbandingan dan KontrasEtiologi: DKA disebabkan oleh defisiensi insulin yang signifikan, sedangkan ketoasidosis non-diabetik dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti konsumsi alkohol berlebihan, kelaparan, atau penyakit berat.

Baca Juga:Bahaya Ketoasidosis pada Pasien Diabetes: Berikut Serangkaian Pencegahan dan PenangananKetoasidosis dan Dampaknya pada Kesehatan: Panduan Lengkap Terkait Gejala, Faktor, dan Pencegahan

Gejala: Meskipun gejala keduanya dapat mirip, DKA cenderung berkembang lebih cepat dan sering disertai dengan kadar glukosa darah yang sangat tinggi. Pada ketoasidosis non-diabetik, kadar glukosa darah mungkin normal atau rendah.

Pengobatan: Pengobatan DKA berfokus pada pemberian insulin dan rehidrasi, sedangkan pengobatan ketoasidosis non-diabetik lebih bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasari.

Pencegahan: Untuk DKA, pencegahan melibatkan manajemen diabetes yang baik, termasuk pemantauan rutin kadar glukosa darah dan kepatuhan terhadap terapi insulin.

Pencegahan ketoasidosis non-diabetik memerlukan penanganan faktor risiko seperti konsumsi alkohol, nutrisi yang cukup, dan pengelolaan penyakit kronis.

Ketoasidosis, baik diabetik maupun non-diabetik, adalah kondisi medis serius yang memerlukan penanganan segera.

Meskipun mekanisme dasar keduanya melibatkan produksi keton yang berlebihan, penyebab, gejala, dan pengobatannya berbeda.

Penting untuk memahami perbedaan ini untuk diagnosis yang tepat dan manajemen yang efektif.

Baca Juga:Makanan dan Minuman yang Dapat Memicu Migrain: Apa yang Harus Dihindari?Jangan Dulu Minum Obat, Alternatif Aromaterapi untuk Redakan Migrain dengan Wangi Lembut dan Menenangkan…

Pencegahan melalui pengelolaan faktor risiko juga sangat penting untuk mengurangi kejadian ketoasidosis.

0 Komentar