Bagi masyarakat baduy, menenun mengajarkan kedisiplinan. Setiap anak perempuan yang lahir di Baduy.
Sedari kecil mereka sudah di tanamkan kedisiplinan yang tinggi dengan cara mempelajari aturan adat dan nilai-nilai Masyarakat Adat Baduy.
Salah satunya berhubungan dengan aktivitas menenun,Mereka meyakini, kegiatan menenun merupakan wujud dari ketaatan yang di lakukan oleh perempuan Baduy terhadap aturan adat yang mereka junjung.
Baca Juga:Selalu Ada Dalam Obat flu Yang Memiliki Obat Antitusif Yang Bisa Menekan Refleks Batuk !Yuk Cari Tahu Kandungan Dari Obat Pereda Flu Salah Satunya Chlorpheniramine !
Kain tenun baduy memiliki kekhasan dari bahannya yang agak kasar dan warnanya cenderung dominan.
Bintik-bintik kapas dari proses pemintalan tradisional telah menghasilkan tekstur khas tenun Baduy.
Alat untuk memintal dari kapas menjadi benang, merupakan alat yang mereka ciptakan sendiri sejak ratusan tahun lalu. Urang Kanekes menyebut alat pemintalan dengan gedogan/raraga.
Kain tenun yang awalnya di hasilkan untuk memenuhi kebutuhan sandang itu di buat sederhana.
Motif andalan mereka adalah motif geometris, seperti garis berbentuk kait, spiral atau di sebut juga pilin, garis lurus, segi tiga, segi empat, bulatan, dan masih banyak lagi.
Tenun Baduy tak ubahnya ungkapan estetika dan alam sekitar pegunungan Kendeng, tempat masyarakat Baduy bermukim.
Coraknya mencerminkan sikap hidup dan adat istiadat yang masih ketat di jaga sebagai warisan nenek moyang. Ragam hias yang mencerminkan filosofi hidup mereka.
Baca Juga:Kenali Kandungan Guaifenesin Pada Obat Pereda Flu !Menghirup Uap Hangat Bisa Digunakan Untuk Menangani Hidung Tersumbat Saat Flu !
Untuk menghasilkan kain tenun Baduy ini, prosesnya cukup lama. Bahkan membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Lamanya proses ini di sebabkan oleh besar dan kerumitan membuat motif kain. Biasanya motif kain Suku Baduy berupa garis warna-warni dan motif yang terinspirasi dari alam.
Suku Baduy menggunakan kain tenun ini sebagai bahan utama pembuatan baju adat.
Terlebih lagi jika menyangkut dengan Suku Baduy Dalam yang masih memegang teguh aturan adat.
Pakaian harus terbuat dari kapas dan tidak boleh menggunakan mesin jahit dalam pembuatannya.
Untuk Suku Baduy dalam kain tenun yang di hasilkan didominasi dengan warna putih. Warna ini di artikan dengan suci dan aturan yang belum terpengaruh dengan budaya luar.
Sedangkan untuk masyarakat Baduy Luar, kain tenun akan di dominasi warna hitam dan biru tua menjadi warna yang sering di pakai.