Memajukan Kebudayaan Desa, Program Kebijakan Inovatif Kemendikbud Dukung Kemajuan Daerah Tertinggal

Warisan budaya
Memajukan Kebudayaan Desa/Kemendikbud
0 Komentar

Kedua, berpindah ke Jawa Barat, di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka masyarakat sudah hidup dan terhidupi tanah. Kebudayaan mereka mengubah tanah menjadi genting dan bata sudah terkhatamkan sejak nenek moyang mereka hidup. Hingga hari ini, kebudayaan mengolah tanah menjadi beberapa produk terus terlakukan oleh warga Jatiwangi sampai bisa terwartakan hingga mancanegara.

Hadirnya Jatiwangi art Factory bisa mewadahi pada pekerja tanah (penghasil genting dan bata) untuk lebih kreatif menyuguhkan produk baru—mereka mengistilahkan dengan “menu baru”—dari tanah. Terbentuklah sekian studio kreatif yang mengubah tanah menjadi pelbagai karya seni bernilai tinggi.

Tanah-tanah itu tak hanya dibentuk menjadi genting atau bata saja, melain merupa karya seni berupa ubin, relief, gerabah, alat musik, dan lain sebagainya. Berkat, mereka membahasakannya dengan—kerja tanah ini, kebudayaan tanah di Jatiwangi terus bergerak massif.

Baca Juga:Program Indonesia Pintar (PIP): Mewujudkan Pemerataan Pendidikan di IndonesiaMenikmati Cita Rasa Kuliner Cirebon, Nasi Kuning, Uduk dan Lengko Mamas Haqqun Gesik

Apalagi mereka telah lama mengikuti pelbagai program residensi ke pelbagai penjuru tanah air hingga dunia. Mereka, orang-orang Jatiwangi, perajin genting, pekerja tanah, dan seniman tanah telah membawa kebudayaan desa berupa tanah ke wajah dunia.

Ketiga, masih di Jawa Barat, di Desa Tegalwangi Kecamatan Plered Kabupaten Cirebon setiap hari pengrajin rotan terus berinovasi membuat produk kebudayaan agar bisa termanfaatkan. Mereka menyulap batang rotan menjadi pelbagai bentuk yang memiliki nilai jual tak main-main.

Rotan melalui kreativitas warga Tegalwangi bisa berubah menjadi kursi, meja, sofa, hiasan, dan barang estetik lainnya. Nilai estetika dan harga jualnya pun tinggi. Produk mereka bahkan terus mengisi pada ekspor negara Indonesia untuk dunia. Produk dari kebudayaan desa “mengayam rotan” bisa ternikmati oleh masyarakat dunia.

Tegalwangi merupakan sentra pengrajin rotan terkenal di Wilayah 3 Cirebon. Mereka memiliki kebudayaan mengayam rotan dibubuhi kreativitas agar berdaya dan bernilai. Dari sejulur rotan warga Tegalwangi bisa membuatnya ke dalam rupa-rupa bentuk.

Kebudayaan ini didapat dari warisan leluhur mereka ditambah dengan pengalaman dan pengembaraan demi memajukannya. Kebudayaan memanfaatkan rotan bisa membawa mereka pada sebuah kehidupan yang layak, bahkan lebih dari cukup.

0 Komentar