Pada tahun 1925, Hatta diangkat sebagai pemimpin PI dan memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamaian di Berville, Prancis, memperkenalkan Indonesia di kancah internasional. Dua tahun kemudian, ia bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda dan bertemu aktivis India Jawaharhal Nehru.
Aktivitas politiknya mengakibatkan penangkapannya oleh Kerajaan Belanda bersama Nazir St. Pamontjak, Ali Sastroamidjojo, dan Abdul Madjid Djojodiningrat. Ia baru dibebaskan setelah menyampaikan pidato pembelaan berjudul *Indonesia Merdeka* pada tahun 1928.