Makam Ki Buyut Trusmi Dirawat Swadaya – Video

Makam Ki Buyut Trusmi Dirawat Swadaya
0 Komentar

Perawatan Komplek Ki Buyut Trusmi, seperti penggantian welit (atap jerami) hingga atap sirap (atap kayu) masjid, secara turun-temurun telah dilakukan secara swadaya oleh warga sekitar dan peziarahnya, di luar campur tangan pemerintah daerah. Tindakan tersebut merupakan bentuk penerapan demokrasi, di mana warga saling bergotong royong untuk menjaga kelestarian dari situs bersejarah tersebut.

Komplek Makam Ki Buyut Trusmi sudah lama dikelola secara swadaya oleh 13 kyai dan 48 abdi yang menjaga kebersihan serta menyambut setiap tamu yang datang untuk berziarah ataupun shalat di dalam Masjid Ki Buyut Trusmi. Perawatan rutinnya sendiri dilakukan setiap tahun dengan kegiatan Memayu Buyut Trusmi, yaitu mengganti welit (atap jerami) di beberapa bangunannya, dan setiap 4 tahun sekali untuk mengganti atap sirap (atap kayu) masjid.

Pembiayaan dalam perawatan tersebut, seperti penggantian sirap masjid yang dapat mencapai 2,4 miliar, lebih banyak berasal dari swadaya masyarakat sekitar ataupun juga dari pengunjungnya pada saat kegiatan Satu Suro. Dalam kegiatan ini, masyarakat diberitahukan terkait rencana perawatan apa saja yang akan dilakukan di tahun tersebut. Penerapan demokrasi di mana warga saling bergotong royong juga dapat terlihat dalam setiap kegiatan perawatan Komplek Makam Ki Buyut Trusmi.

Baca Juga:Sepeda Bekas Masih Diburu Warga – VideoEvaluasi Hasil Safari Pembangunan – Video

Penjaga Komplek Makam Ki Buyut Trusmi yang terdiri dari kyai dan abdi hanya dapat digantikan pada saat yang bersangkutan sudah meninggal, dan hanya boleh digantikan dengan kerabat terdekatnya. Biasanya, penjaga yang wafat juga akan dikuburkan di dalam komplek yang dibatasi oleh dinding bata merah sebagai pembatas dengan komplek pemakaman warga sekitar.

Penjaga Makam Ki Buyut Trusmi juga mengklaim bahwa Masjid Buyut Trusmi merupakan satu dari lima masjid yang menjadi pusat penyebaran ajaran Islam di Cirebon, selain Masjid Sang Ciptarasa di Kasepuhan, Masjid Ki Agus Penganten di Jamblang, Masjid di Kalijaga, dan Masjid di Makam Gunung Jati. Tidak sedikit warga yang berasal dari sekitar Cirebon hingga Sumatra dan Kalimantan mengunjungi dan berziarah di waktu-waktu tertentu, seperti pada saat ganti welit ataupun setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad.

0 Komentar