Mari Cari Tahu Apa Itu Hari Raya Galungan? Inilah Penjelasan Makna dan Sejarah bagi Umat Hindu

Foto
Foto/Hari Raya Galungan (infoseputarbali.com)
0 Komentar

3. Rangkaian Hari Raya Galungan

Menurut situs web Pemerintah Kabupaten Buleleng, ada sejumlah kegiatan yang dilakukan selama perayaan Hari Raya Galungan, termasuk:

1. Tumpek Wariga

Masyarakat Bali merayakan Hari Tumpek Wariga, juga disebut Hari Tumpek Wariga Ista Dewata, dengan menyuguhkan banten atau sesaji yang terdiri dari bubuh (bubur) sumsum dalam berbagai warna yang menggambarkan berbagai produk pertanian, seperti:

  • Bubuh putih sebagai simbol umbi-umbian
  • Bubuh bang sebagai simbol padang-padangan
  • Bubuh gadang sebagai simbol jenis pohon yang berkembangbiak secara generatif
  • Bubuh kuning sebagai simbol jenis pohon yang berkembangbiak secara vegetatif

Pada Hari Tumpek Wariga, semua pepohonan akan diciprati dengan tirta wangsuhpada, atau air suci yang dimintakan di pura, dan diberi banten berupa beberapa bubur sumsum dengan canang pesucian, sesayut tanem tuwuh, dan diisi dengan sasat. Setelah semua selesai, pemilik pohon akan mengelus atau mengetuk batang pohon sambil berkata,

Baca Juga:Inilah Cara Termudah Daftar BRANKAS Digital untuk Investasi Emas LM AntamMengenal Hari Apa yang Diperingati pada 24 April 2025? Dari Angkutan Nasional dan Solidaritas Asia-Afrika

Dadong- Dadong I Pekak anak kija I Pekak ye gelemI Pekak gelem apa dong?I Pekak gelem ngedNged, nged, nged

Kalimat di atas bermaksud bahwa pohon akan segera menghasilkan buah yang akan dimakan saat Hari Raya Galungan. Hari Tumpek Wariga sebenarnya dimaksudkan untuk memuja Dewa Kemakmuran dan Keselamatan Tumbuhan, atau Sang Hyang Sangkara. Mereka biasanya melakukan upacara ini 25 hari sebelum Galungan.

2. Sugihan Jawa

Rangkaian kegiatan kedua Galungan ini berasal dari kata “sugi”, yang berarti “bersih” dan “jawa”, yang berarti “luar.” Oleh karena itu, Sugihan Jawa adalah hari untuk membersihkan atau menyucikan segala sesuatu yang berada di luar manusia atau Bhuana Agung.

Pada hari Sugihan Jawa ini, upacara yang dikenal sebagai Mererebu atau Mererebon akan dilakukan untuk menghilangkan unsur-unsur buruk dari Merajan atau pura keluarga dan rumah masing-masing. Di daerah pura biasanya membuat babi guling, yang kemudian dibagikan kepada orang-orang di sekitarnya. Setiap hari Kamis Wage atau Wuku Sungsang, sugihan Jawa ini dirayakan.

3. Sugihan Bali

Sugihan Bali, yang terdiri dari dua kata, sugi, yang berarti bersih, dan bali, yang berarti dalam, berbeda dengan Sugihan Jawa, yang berarti menyucikan.

0 Komentar