Dunia Pernah Bertekuk Lutut Pada Sriwijaya dan Majapahit: Inilah 10 Kerajaan Nusantara yang Menggetarkan Dunia

Borobudur Peninggalan Kerajaan di Indonesia
Borobudur menjadi salah satu peninggaln seni arsitekrur dari kerajaan Nusantara. Borobudur didirikan di era kerajaan Mataram Kuno yang kini jadi warisan abadi untuk dunia.
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Bayangkan sebuah negeri kepulauan yang berjaya jauh sebelum bangsa Eropa mengenal samudra. Di tanah yang kini kita sebut Indonesia, berdiri kerajaan-kerajaan hebat yang kekuasaannya menjangkau ribuan pulau, bahkan melintasi lautan hingga benua lain. Mereka bukan sekadar legenda – mereka memiliki armada laut terbesar, sistem pemerintahan yang maju, serta warisan budaya dan arsitektur yang mengagumkan.

Namun sejarah tak selalu terang-benderang. Banyak di antara kejayaan mereka terkubur waktu, diabaikan buku pelajaran, dan hanya tersisa sebagai nama jalan atau cerita rakyat. Padahal, dunia pernah bertekuk lutut pada kemegahan Sriwijaya dan ketangguhan Majapahit.

1.Majapahit – Kerajaan Agung Pemersatu Nusantara

Didirikan oleh Raden Wijaya pada 1293 setelah berhasil menipu dan mengalahkan pasukan Mongol dari Kubilai Khan, Majapahit menjelma menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara. Puncak kejayaan terjadi pada masa Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, yang bersumpah tidak akan bersenang-senang sebelum menyatukan Nusantara (Sumpah Palapa). Majapahit bukan hanya kerajaan besar, tapi peradaban yang maju: punya sistem hukum, birokrasi teratur, pelabuhan internasional, dan karya sastra seperti Nagarakretagama. Majapahit juga sukses menjalin diplomasi luar negeri hingga ke Siam dan Champa. Runtuhnya dimulai setelah wafatnya Hayam Wuruk, ditambah konflik perebutan tahta dan intervensi luar seperti masuknya Islam.

2. Sriwijaya – Maharaja Samudra dan Universitas Buddha Dunia

Baca Juga:15 Peristiwa yang Mengguncang Sejarah Dunia, Nomor 2 Penuh Darah dan Air MataIni Cara Dapat Program BCA Cicilan 0% untuk Biaya Pendidikan, Ringankan Beban Orang Tua

Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 M di Sumatera dan disebut sebagai kerajaan maritim terbesar. Bukan hanya pusat perdagangan internasional, Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan Buddha yang terkenal, bahkan lebih awal dari Nalanda. Tercatat biksu I-Tsing dari Tiongkok belajar di sini selama beberapa tahun. Maharaja Sriwijaya menguasai jalur perdagangan vital, menghubungkan India–Tiongkok. Armada lautnya menjaga perairan dari bajak laut dan pesaing. Tapi pada abad ke-11, kerajaan ini mulai runtuh setelah serangan dari kerajaan Colamandala India dan kemudian Kerajaan Melayu.

3. Mataram Kuno – Pertarungan Dinasti dan Warisan Abadi

Mataram Kuno adalah kerajaan yang terbagi antara dua dinasti besar: Sanjaya (Hindu Siwa) dan Syailendra (Buddha Mahayana). Kedua dinasti ini bersaing dan bergantian berkuasa, namun akhirnya menyatu lewat pernikahan politik. Candi Borobudur, Prambanan, dan Sewu menjadi warisan abadi era ini. Raja-raja seperti Rakai Pikatan dan Balitung dikenal sebagai penguasa yang membangun dan memperkuat sistem pemerintahan. Bencana alam dan perpindahan pusat kekuasaan ke Jawa Timur menjadi penyebab perlahan pudarnya kekuasaan Mataram Kuno.

4. Singhasari – Dari Rakyat Jelata Menjadi Raja

Ken Arok, tokoh legendaris, berasal dari kalangan bawah. Namun lewat tipu daya dan kekuatan, ia membunuh Tunggul Ametung dan menikahi istrinya untuk menjadi raja. Ia mendirikan Kerajaan Singhasari dan memulai Dinasti Rajasa. Singhasari berkembang pesat di bawah Kertanegara yang ambisius dan mengirim Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera. Kertanegara juga menolak tunduk pada Mongol dan malah melukai utusan Kubilai Khan. Sayang, ia terbunuh dalam pemberontakan Jayakatwang. Balas dendam dari menantu Kertanegara, Raden Wijaya, mendirikan Majapahit sebagai kelanjutan kejayaan Singhasari.

5. Kediri – Pusat Sastra dan Ramalan Jayabaya

Kerajaan Kediri adalah kelanjutan dari pembagian kerajaan Airlangga. Raja Jayabaya terkenal dengan ramalannya yang dipercaya hingga kini, salah satunya tentang “datangnya bangsa kulit putih” dan “Indonesia akan bangkit kembali”. Di masa Jayabaya dan Kameswara, Kediri menjadi pusat sastra dan kesenian. Karya seperti Kakawin Bharatayuddha dan Smaradahana memperlihatkan kecanggihan literasi kerajaan ini. Kediri akhirnya ditaklukkan oleh Ken Arok.

6. Demak – Cahaya Islam Pertama di Tanah Jawa

Setelah keruntuhan Majapahit, Islam mulai berperan dominan di Jawa. Raden Patah mendirikan Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, didukung oleh Wali Songo. Masjid Agung Demak yang berarsitektur khas Jawa menjadi simbol kekuatan dakwah dan persatuan. Demak juga menyerang Portugis di Malaka dan ekspansi ke Jawa Timur. Namun, konflik internal seperti antara Pangeran Trenggana dan Arya Penangsang melemahkan Demak, yang akhirnya diteruskan oleh Kesultanan Pajang.

7. Banten – Perdagangan dan Perlawanan Sultan Ageng

Banten, didirikan oleh Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati), tumbuh pesat karena pelabuhannya strategis. Di masa Sultan Ageng Tirtayasa, Banten mencapai kejayaan dan menolak monopoli VOC. Ia memodernisasi pelabuhan, membangun kanal, dan memperkuat militer. Sayangnya, konflik antara ia dan anaknya, Sultan Haji (yang didukung VOC), menjadi awal keruntuhan Banten.

8. Ternate dan Tidore – Tanah Rempah yang Jadi Rebutan Dunia

Rempah-rempah seperti cengkih dan pala menjadikan Maluku sebagai wilayah strategis yang diperebutkan dunia. Kerajaan Ternate dan Tidore bersaing hebat. Ternate pernah mengusir Portugis di bawah Sultan Baabullah. Diplomasi luar negeri mereka mencapai jazirah Arab, Spanyol, hingga Belanda. Namun kolonialisme berhasil memecah belah kekuatan lokal dan menguasai perdagangan rempah.

9. Gowa-Tallo – Kekuatan Laut dan Perlawanan Sultan Hasanuddin

Baca Juga:Paus Fransiskus Wafat, Ini Jadwal Konklaf Untuk Mencari Penerus Pemimpin Umat KatolikMayDay 2025 di Cirebon: Buruh Masak Bareng Pejabat, Simbol Baru Kebersamaan Tanpa Demo

Kerajaan Gowa dan Tallo bersatu menjadi kekuatan besar di Sulawesi Selatan. Sultan Hasanuddin dijuluki “Ayam Jantan dari Timur” karena gigih melawan VOC. Ia memperkuat armada laut, membangun Benteng Somba Opu, dan membuka pelabuhan internasional. Namun, perjanjian Bongaya memaksa Gowa tunduk. Meski begitu, semangat perlawanan rakyat Bugis tetap dikenang.

10. Kutai Martadipura – Kerajaan Tertua yang Diabadikan Prasasti

Dikenal dari Prasasti Yupa abad ke-4 di Kalimantan Timur, Kutai Martadipura adalah kerajaan Hindu pertama di Indonesia. Raja Mulawarman dikenal dermawan dan dihormati. Prasasti ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, bukti awal peradaban tinggi dan hubungan budaya dengan India.

0 Komentar