Diculik, Dijadikan Ratu, Lalu Menguasai Jawa: Kisah Ken Dedes, Wanita Paling Cantik di Sejarah Indonesia

Ken Dedes
Arca Prajnaparamita – dipercaya sebagai representasi spiritual Ken Dedes, penuh kelembutan dan wibawa bangsawan.
0 Komentar

“Siapa pun lelaki yang menikahi perempuan itu, ia akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa.”

Kalimat ini mengubah sejarah Jawa selamanya.

Ciri Fisik Ken Dedes: Bidadari Tanah Jawa

Meski tak ada lukisan asli dari era Singhasari, berbagai karya sastra dan tafsir budaya menggambarkan Ken Dedes sebagai puncak kecantikan perempuan Jawa. Ia memiliki:

Kulit kuning langsat cerah, dengan cahaya alami yang membuat wajahnya tampak bercahaya.

Wajah oval dan proporsional, seimbang antara kelembutan dan wibawa.

Baca Juga:Ki Bagus Rangin, Perang Kedongdong dan Sejarah Perjuangan Rakyat Cirebon Melawan BelandaBung Tomo dan Kisah Spartan Indonesia, Kisah Pertempuran Surabaya 10 November 1945

Mata besar dengan sorot teduh, namun tajam dan penuh daya tarik spiritual.

Rambut panjang hitam legam, selalu disanggul sesuai tata rias bangsawan.

Postur tubuh anggun, leher jenjang, dan tinggi semampai, menunjukkan kelas dan kewibawaan.

Dan yang paling ikonik: cahaya “teja” dari bagian paha, yang dipercaya sebagai pertanda keniscayaan takhta.

Deskripsi itu tidak hanya berasal dari teks kuno, tetapi juga dituangkan dalam bentuk simbolis melalui arca Prajnaparamita, yang ditemukan di kompleks Singhasari dan diyakini banyak sejarawan sebagai penggambaran Ken Dedes secara spiritual.

Ken Arok dan Kudeta Berdarah

Keyakinan bahwa Ken Dedes adalah pintu menuju kekuasaan membuat Ken Arok menyusun rencana besar. Ia memesan sebuah keris pusaka dari Mpu Gandring, namun karena terburu-buru dan tak sabar, ia malah membunuh Mpu Gandring sebelum keris selesai.

Keris itulah yang kemudian digunakan untuk membunuh Tunggul Ametung, dan tak lama setelah itu, Ken Arok memperistri Ken Dedes, serta memproklamirkan diri sebagai penguasa Tumapel. Langkah ini menandai berdirinya Kerajaan Singhasari (1222 M) dan awal dari dinasti baru yang kelak melahirkan Majapahit.

Namun, keris itu membawa kutukan. Sebelum meninggal, Mpu Gandring meramalkan bahwa keris itu akan merenggut tujuh nyawa, termasuk nyawa Ken Arok sendiri. Dan benar saja, putra tiri Ken Arok dari Tunggul Ametung, Anusapati, membalas dendam kepada ayah tirinya dengan menggunakan keris yang sama.

Intrik Istana dan Keturunan Berdarah Raja

Baca Juga:Tak Hanya Ono, Maulana Yusuf PKB Juga Kritik KDM Soal Hibah PesantrenDaripada Nyenggol Jakarta, Mang Ono Minta KDM Fokus Urus Jawa Barat Saja

Setelah Ken Arok terbunuh, tahta berpindah ke tangan Anusapati. Namun, kutukan keris tak berhenti di situ. Perebutan kekuasaan terus terjadi antar keturunan Ken Dedes, dan darah terus tumpah di balik tembok kerajaan.

0 Komentar