Alumni Smansa 1980 soroti masalah tersendatnya irigasi di Desa Sukaperna, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka. Kondisi ini sudah terjadi selama bertahun-tahun dan menyebabkan puluhan hektar lahan mengalami kekeringan serta petani sering terancam gagal panen.
Saluran irigasi yang macet lebih dari sepuluh tahun di Desa Sukaperna, Kecamatan Talaga membuat petani terus menjerit. Kekeringan dan gagal panen puluhan hektar datang setiap tahun, menjadi mimpi buruk yang tak berkesudahan.
Kondisi ini memantik perhatian para alumni Smansa 80, termasuk Nana Ichsan atau yang akrab disapa Kang Nana Berkah, seorang putra asli daerah tersebut. Mereka mengajak masyarakat untuk bergotong royong sebagai langkah awal sebelum menunggu respons dari pemerintah yang kerap lambat turun tangan.
Baca Juga:Pemdes Seusepan Optimalkan Dana Desa Untuk Benahi Jalan – VideoJumlah PMI Asal Kab. Cirebon Terbesar Ke 4 Tingkat Nasional – Video
Meski turut membantu, Kang Nana tetap menegaskan bahwa pemerintah tak boleh lepas tangan. Ia mendesak agar ada tindakan nyata terhadap pelanggaran bangunan yang mengganggu jalur irigasi karena bagaimanapun juga pertanian adalah nyawa ekonomi desa yang mana air adalah segalanya.
Alumni lainnya, Teh Lilis, juga menyebut bantuan ini adalah lanjutan dari acara halal bihalal kemarin dan merupakan agenda sosial rutin yang diharapkan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, seorang petani juga tampak tak kuasa menahan haru saat menceritakan sawahnya yang kering. Ia bersyukur masih ada yang peduli meski pemerintah belum juga hadir di tengah penderitaan mereka.
Sementara itu, dengan kondisi ini seharusnya bisa menjadi tamparan keras bagi semua pihak. Selain untuk tidak membuang sampah sembarangan, terkhusus para pemegang kebijakan juga sudah seharusnya bertindak tegas karena bagaimanapun juga, kepedulian dan aksi nyata adalah kunci untuk menyelamatkan masa depan bagi kesejahteraan masyarakat luas.