Kisah Epik Ratu Mesir, Cleopatra : Ratu Terakhir, Cinta Terakhir

Cleopatra, Ratu Terakhir, Cinta Terakhir
Ratu terakhir Mesir. Kekasih para penakluk. Legenda yang mati dengan mahkota di kepalanya dan racun di nadinya.
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Di bawah langit biru gurun yang kejam, di tepian Sungai Nil yang agung, berdiri sosok perempuan yang akan mengguncang dua kekaisaran: Cleopatra VII, Ratu terakhir Mesir.

Bukan perempuan biasa. Bukan pula hanya simbol kecantikan. Cleopatra adalah poliglot yang menguasai sembilan bahasa, ahli diplomasi, pengatur strategi, dan penggoda ulung. Ia lahir dari dinasti Ptolemaik berdarah Yunani yang telah memerintah Mesir selama tiga abad—namun kini kekuasaan itu rapuh, dikepung ancaman internal dan dominasi Romawi.

Ketika saudara lelakinya yang juga suaminya (Ptolemy XIII) mencoba menjatuhkannya dari tahta, Cleopatra mengambil langkah yang akan menjadikannya legenda.

PERTEMUAN DENGAN CAESAR

Baca Juga:Ketika Ring Menjadi Panggung: Gaya Hiburan Dua Generasi, Naseem Hamed dan Ben WhittakerEfisiensi Tanpa Arah? DPRD Soroti Minimnya Anggaran untuk Ekonomi Jabar

Tahun 48 SM. Julius Caesar, pria paling kuat di Roma, menginjakkan kaki di Alexandria.

Di malam yang sunyi, Cleopatra masuk ke istana tersembunyi dalam karpet gulung—ya, benar-benar karpet yang dibawa oleh pelayannya ke hadapan Caesar. Saat karpet itu dibuka, muncullah sang Ratu, berhiaskan minyak harum, rambut berkilau emas, dan mata yang tajam memancarkan tekad.

Caesar, yang baru saja mengalahkan Pompey dan tengah mencari pijakan di timur, terkesima. Maka dimulailah aliansi yang lebih dari sekadar politik. Cleopatra menggoda Caesar bukan dengan tubuhnya saja, tapi dengan otaknya. Ia menjanjikan kekuasaan, stabilitas, dan masa depan bersama.

Dari hubungan itu lahirlah seorang anak: Caesarion—anak yang diklaim sebagai pewaris sah Roma.

KEJATUHAN DAN KEMBANGNYA ASMARA BARU

Namun, saat Caesar dibunuh di Senat Roma, Cleopatra kehilangan pelindungnya. Ia kembali ke Mesir, membesarkan Caesarion dan menjaga tahtanya. Roma kacau. Perang saudara berkecamuk. Lalu datanglah Mark Antony.

Seorang jenderal flamboyan, pecinta pesta, sekaligus pria yang akan jatuh ke dalam pesona Cleopatra—lebih dalam dari Caesar. Ia memanggil Cleopatra ke Tarsus, namun ia-lah yang tersihir. Mereka berdua jatuh cinta dan mengikat janji di Alexandria, membangun kerajaan impian Timur.

Namun dunia Barat tidak menyukai wanita kuat. Di Roma, Octavianus, pewaris resmi Caesar, menuding Cleopatra sebagai penyihir Timur yang telah meracuni pikiran Mark Antony dan ingin menjadikan Roma jajahan Mesir.

KEHANCURAN DI LAUT AKTIUM

Baca Juga:Diculik, Dijadikan Ratu, Lalu Menguasai Jawa: Kisah Ken Dedes, Wanita Paling Cantik di Sejarah IndonesiaKi Bagus Rangin, Perang Kedongdong dan Sejarah Perjuangan Rakyat Cirebon Melawan Belanda

Tahun 31 SM. Di laut Aktaion, pasukan Octavianus dan armada Cleopatra–Antony bertemu dalam perang besar.

Kekalahan menyakitkan. Antony, terpukul dan tersudut, lari kembali ke Mesir. Cleopatra mundur ke makam rahasia yang ia bangun sendiri. Ketika desas-desus kematian Cleopatra sampai ke telinga Antony, ia menusuk dirinya dengan pedang. Saat dibawa ke sisi Cleopatra yang masih hidup, ia menghembuskan napas terakhir di pelukannya.

KEMATIAN RATU TERAKHIR

Cleopatra, dikelilingi emas, dupa, dan simbol-simbol kuno, mengenakan pakaian kebesarannya. Ia tahu, bila tertangkap Octavianus, ia akan dipermalukan di jalanan Roma.

Di dalam ruangan tertutup, dengan ular kobra suci—asp Mesir—ia memilih kematian. Racun mematikan menjalar dari lengan ke jantung. Dan dengan itu, berakhirlah ribuan tahun dinasti para Firaun.

WARISAN

Cleopatra mati, namun legenda hidup. Ia adalah perempuan yang mencintai dua pria paling berkuasa di dunia, mengguncang fondasi Roma, dan mati seperti seorang dewi.

Sejarah menulisnya sebagai ratu penggoda. Namun jauh lebih dari itu—ia adalah lambang kekuatan wanita yang melampaui zaman.

0 Komentar