Tapi Riquelme tetap teguh. Ia menolak komersialisasi, menolak bermain demi uang, bahkan menolak bergabung dengan klub lain saat sudah merasa cukup.
Ia pernah berkata:”Saya bermain untuk teman-teman saya di kampung. Bukan untuk jutaan dolar.”
Ia gantung sepatu di tahun 2015 setelah sempat membela Argentinos Juniors, klub masa kecilnya, hanya untuk membawa mereka promosi.
Baca Juga:Kisah Mike Tyson : Dari Jalanan Brooklyn Hingga Juara Dunia yang Tak TerlupakanBuat Video Pendek, Dedi Mulyadi Sampaikan Duka Mendalam atas Tragedi Ledakan di Garut
Kini, ia menjabat sebagai wakil presiden dan tokoh utama di manajemen Boca Juniors, menjadi penentu arah klub dengan prinsip: “Sepak bola harus tetap punya hati.
Warisan Riquelme bukan sekadar trofi. Tapi filosofi.
Ia mewariskan pemahaman bahwa pemain tidak harus keras untuk jadi kuat, tidak harus cepat untuk jadi hebat.
Ia adalah lambang bahwa kejeniusan bisa muncul dari kesunyian.
Dan mungkin itulah sebabnya, dalam banyak hati penggemar Argentina, Román tidak pernah benar-benar pergi.
Ia adalah seniman yang tidak butuh panggung—karena setiap lapangan rumput adalah kanvas, dan setiap umpan adalah puisinya.