RADARCIREBON.TV- Penipuan asuransi telah berkembang dari sekadar dokumen palsu dan strategi konvensional di era digital saat ini.
Para pelaku kejahatan siber sekarang menggunakan situs web yang terlihat seperti perusahaan nyata, agen virtual yang dibuat oleh kecerdasan buatan, dan bahkan logo dan merek perusahaan terkenal yang dicuri untuk mengelabui pelanggan untuk membeli polis asuransi palsu.
Laporan dari National Association of Insurance Commissioners (NAIC) menunjukkan bahwa hingga 2024, transaksi asuransi palsu akan menyebabkan kerugian lebih dari $40 miliar di Amerika Serikat setiap tahunnya. Angka ini terus meningkat seiring pesatnya penggunaan platform online. Penipuan jenis ini biasanya memanfaatkan kompleksitas bahasa hukum dan kepanikan konsumen, terutama selama krisis kesehatan atau bencana alam. Sayangnya, ketika mereka mengajukan klaim dan ditolak atau ketika regulator menyatakan polis tersebut tidak sah, para korban baru menyadari bahwa mereka tidak memiliki perlindungan.
Baca Juga:Ingin Jago Badminton? Yuk Pelajari Teknik Dasar yang Satu Ini!Ingin Langsing Tanpa Berbahaya? Yuk Simka 4 Tips Menurunkan Berat Badan Secara Amanyang Bisa Kamu Ikuti
1. Tanda-Tanda Polis Asuransi Palsu yang Perlu kamu Waspadai
Jika kamu menemukan penawaran asuransi lengkap dengan harga premi hanya sekitar Rp400.000 per bulan, kamu harus waspada terhadap penipuan asuransi. Agen resmi biasanya mengikuti standar harga yang ditetapkan oleh pemerintah negara atau daerah. Penawaran yang terlihat “terlalu bagus untuk jadi kenyataan” sangat mungkin merupakan penipuan.
Selain itu, ada potensi bahaya jika tidak ada informasi kontak yang jelas atau nomor izin resmi dari agen atau perusahaan asuransi. Lebih dari 35% polis palsu dijual melalui sumber online yang tidak dapat dilacak, menurut penyelidikan tahun 2025 dari Insurance Information Institute (III). Hindari perusahaan asuransi jika tidak terdaftar di situs web resmi Dinas Asuransi di wilayah kamu.
2. Waspadai Penipuan Berkedok Perusahaan Terkenal
Penipu yang mengaku sebagai perusahaan besar, terutama dalam industri asuransi jiwa dan kesehatan, seringkali mengaku sebagai agen dari perusahaan terkenal seperti Aetna, State Farm, atau Cigna. Mereka sering menggunakan nomor telepon palsu atau situs web palsu yang sangat mirip dengan yang sebenarnya.
Dr. Elena Morales, analis keamanan siber, mengatakan bahwa teknologi penggandaan suara yang dibantu oleh kecerdasan buatan saat ini digunakan untuk meniru suara agen asli saat menelepon calon korban. Selain itu, penawaran yang dikirim melalui email biasanya disertai dengan dokumen “resmi” yang sangat meyakinkan. Namun, kesalahan kecil seperti aturan negara yang tidak sesuai atau prosedur underwriting yang usang sering ditemukan jika diperhatikan secara menyeluruh. Kesalahan seperti ini hanya dapat diketahui oleh ahli.