Cara Baru untuk Mencegah Korban dari Polis Asuransi Palsu

Foto
Foto/Ilustrasi Asuransi (katadata.co.id)
0 Komentar

3. Celah Digital yang Dimanfaatkan oleh Penipu Asuransi

Sekarang sudah umum untuk membeli asuransi secara online, terutama asuransi kesehatan dan perjalanan, tetapi kemudahan ini justru membuka peluang baru bagi penipu. Hingga Maret 2025, Federal Trade Commission (FTC) telah melaporkan aplikasi palsu di toko aplikasi yang berpura-pura sebagai penyedia asuransi.

Data pribadi seperti nomor identitas, informasi keuangan, dan detail pembayaran dikumpulkan oleh aplikasi-aplikasi ini. Korban berisiko mengalami pencurian identitas dan kerugian finansial sebagai akibatnya. Liam Chen, pendiri SecureID Labs dan pakar keamanan data, menyarankan pengguna untuk memeriksa kredibilitas pengembang aplikasi dan memastikan adanya verifikasi pihak ketiga seperti Better Business Bureau (BBB) sebelum mengunduh aplikasi asuransi.

4. Langkah Aman untuk Memastikan Polis Asuransi Asli

Sebelum membayar atau menandatangani polis asuransi, lakukan hal-hal berikut:

Baca Juga:Ingin Jago Badminton? Yuk Pelajari Teknik Dasar yang Satu Ini!Ingin Langsing Tanpa Berbahaya? Yuk Simka 4 Tips Menurunkan Berat Badan Secara Amanyang Bisa Kamu Ikuti

  • Verifikasi Lisensi Agen: Setiap agen atau broker yang sah pasti terdaftar dan memiliki nomor izin yang dapat diverifikasi secara online. Kunjungi portal resmi dinas asuransi di daerah kamu.
  • Pastikan Perusahaan Asuransi Terdaftar: Ini sangat penting untuk memastikan apakah bisnis tersebut terdaftar di basis data NAIC, terutama jika Anda bekerja dengan bisnis lokal atau kecil.
  • Minta Dokumen Asli: Perusahaan asuransi yang sah harus menyediakan dokumen legal yang menjelaskan secara terperinci tentang cakupan, pengecualian, premi, dan kebijakan pembatalan.
  • Gunakan Metode Pembayaran yang Aman: Jika kamu diminta untuk membayar dengan mata uang kripto, transfer kawat, atau kartu hadiah, kamu harus waspada. Perusahaan yang terpercaya selalu menggunakan metode pembayaran yang dapat dilacak seperti kartu kredit atau transfer bank.
  • Tanyakan Pertanyaan Detail: Penipu biasanya menghadapi kesulitan untuk menjawab pertanyaan khusus seperti persyaratan pengembalian dana, batas klaim, atau peraturan lokal. Gunakan ini untuk mengevaluasi kredibilitas penyedia.

5. Kerugian Finansial Akibat Polis Asuransi Palsu

Korban asuransi palsu tidak hanya kehilangan premi yang telah dibayarkan, yang dapat mencapai jutaan rupiah, tetapi juga menanggung risiko besar seperti biaya rumah sakit, kecelakaan kendaraan, dan gugatan hukum.

Sebagai ilustrasi, pada tahun 2024, seorang pemilik usaha kecil di Texas membayar hampir Rp55 juta untuk polis asuransi gangguan bisnis. Ketika usahanya dihentikan oleh banjir, klaimnya ditolak, dan penyedia polisi tidak dapat dihubungi lagi. Sayangnya, kasus seperti ini tidak selalu terjadi. Coalition Against Insurance Fraud menyatakan bahwa pemulihan dana hampir tidak mungkin terjadi kecuali pelaku ditangkap dan asetnya dibekukan, yang merupakan situasi yang sangat jarang terjadi.

0 Komentar