Jangan Sampai Terabaikan! Inilah 5 Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Pasca Perceraian

Foto
Foto/Ilustrasi Seorang Gadis kecil tidak mau mendengar pertengkaran orang tuanya (freepik/gpointstudio)
0 Komentar

Anak juga harus diajarkan bahwa meskipun orangtuanya terlihat akrab, mereka tidak dapat berkomunikasi dengan baik seperti sebelum bercerai.

3. Membantu anak untuk beradaptasi dengan suasana baru pasca perceraian

Anak-anak mungkin merasa kewalahan untuk menyesuaikan diri dengan suasana baru setelah perceraian, seperti tempat tinggal baru, sekolah baru, dan lingkungan baru. Selain itu, ada peraturan baru yang harus ia patuhi dari orangtuanya. Orangtua harus membantu anak menyesuaikan diri agar anak tidak merasa kesulitan atau bahkan tertekan dengan perubahan yang terjadi.

Misalnya, dengan mengajaknya berkeliling di area tempat tinggalnya yang baru dibangun untuk lebih memahami suasananya, dan juga dengan mengajaknya berkenalan dengan tetangga-tetangga di sekitarnya. Jika ada banyak anak yang seusia dengan anak itu, akan lebih baik jika anak tidak lagi kesepian karena bisa berteman dengan anak-anak lain.

Baca Juga:Pecinta Hiking Harus Tahu! Inilah 5 Tempat Favorit untuk Trekking Paling Ikonik di AsiaMau Lewat Imigrasi Tanpa Banyak Drama? Inilah 4 Kelebihan dari Paspor Elektronik Super Praktis dan Efisien!

Jika anak masih belum bisa mematuhi semua peraturan baru yang dibuat oleh orangtuanya, orangtua tidak harus memaksa anaknya untuk mematuhinya secara instan. Sebaliknya, orangtua harus menanyakan alasan anaknya tidak bisa mematuhinya dan menawarkan bantuan untuk membantunya mengatasi kesulitan tersebut.

4. Tidak buru-buru mencari pasangan yang baru

Setelah perceraian orangtua, anak mungkin kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, termasuk orangtuanya. Ini terutama benar jika penyebab perceraian orangtua adalah perselingkuhan, atau jika kedua orang tersebut sama-sama berselingkuh. Perceraian ini dapat menyebabkan trauma bagi anak.

Orangtua harus menahan diri untuk tidak terlalu tergesa-gesa untuk mencari pasangan baru atau bahkan menjalin hubungan baru sebelum anak benar-benar pulih dari traumanya. Hal ini hanya akan membuat anak lebih tertekan karena dipaksa menerima kehadiran orang baru sebagai pengganti orang tua.

Selain itu, belum tentu pasangan yang akan memiliki anak benar-benar siap untuk menerimanya. Sebab sudah banyak kasus di mana orang tua sambung tidak memperlakukan anak sambungnya dengan baik, seperti menggunakan kekerasan, baik secara verbal maupun nonverbal. Akibatnya, anak menjadi lebih tertekan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mentalnya. Meskipun ada beberapa orangtua yang tidak memiliki hubungan ini, tidak ada salahnya untuk berhati-hati saat memilih pasangan baru.

0 Komentar