Kisah Prabu Siliwangi: Antara Sejarah, Legenda, dan Warisan Abadi Tanah Pasundan

Prabu Siliwangi
Prabu Siliwangi, raja besar Sunda, penuh ramalan, simbol alam, dan jejak spiritual. Inilah kisah Prabu Siliwangi, sang pewaris cahaya.
0 Komentar

Perjalanan Spiritual dan Kesaktian

Tak seperti raja biasa, Prabu Siliwangi tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tapi juga ilmu spiritual. Ia belajar dari para resi dan petapa di hutan-hutan, mempelajari ajian-ajian dan falsafah Sunda Wiwitan.

Konon, ia memiliki kemampuan:

Mengubah wujud menjadi harimau putih (macan putih).

Berbicara dengan alam dan makhluk gaib.

Menghilang dan berpindah tempat dalam sekejap.

Menundukkan jin dan makhluk halus.

Salah satu legenda menyebut bahwa Prabu Siliwangi bisa berjalan di atas air dan memiliki pusaka gaib bernama Kujang Pusaka yang hanya bisa digunakan oleh raja yang memiliki keluhuran batin.

Masa Kejayaan Pajajaran

Di bawah kepemimpinannya, Pajajaran mengalami masa keemasan: Sistem irigasi dibangun di Sungai Ciliwung. Hutan-hutan dilestarikan sebagai leuweung larangan (hutan keramat). Perdagangan maritim berkembang pesat melalui Pelabuhan Sunda Kalapa (sekarang Jakarta).

Baca Juga:Perang Bubat: Tragedi Cinta, Kehormatan, dan Larangan Menikah Sunda – JawaBejatnya DS, Predator Anak di Balik Seragam Tenaga Medis Rumah Sakit Cirebon

Agama, seni, dan budaya berkembang dengan harmonis antara tradisi Hindu-Buddha dan keyakinan lokal Sunda Wiwitan.

Ia disegani raja-raja tetangga, termasuk Majapahit, yang kala itu tengah mengalami kemunduran. Banyak raja kecil mengirim upeti, dan wilayah Sunda meluas hingga ke wilayah Priangan dan pesisir utara.

Prabu Siliwangi, raja agung Pajajaran yang dikenal juga sebagai Sri Baduga Maharaja, pernah menjalin cinta dengan seorang perempuan istimewa: Nyai Subanglarang, anak dari Ki Gedeng Tapa, penguasa pelabuhan penting Singapura (nama pelabuhan lama, bukan negara Singapura sekarang), yang kemudian menjadi bagian dari Cirebon.

Nyai Subanglarang bukan wanita biasa. Ia adalah seorang bangsawan Sunda yang sudah memeluk agama Islam sejak muda dan berguru kepada Syekh Quro, ulama dari Champa yang menyebarkan Islam di wilayah pesisir utara Jawa Barat.

Prabu Siliwangi jatuh cinta pada kecantikan dan kecerdasan Subanglarang. Meski berasal dari keluarga kerajaan Hindu-Buddha, ia tidak menolak menikahi Subanglarang yang telah masuk Islam. Namun, pernikahan ini bersifat unik dan penuh batasan:

Subanglarang diizinkan tetap menjalankan ajaran Islam.

Anak-anak hasil pernikahan ini kelak tidak diangkat sebagai pewaris utama Pajajaran, sebab tidak mengikuti kepercayaan sang ayah.

Pernikahan ini melahirkan tiga anak utama, yang semuanya akan membawa peran besar dalam sejarah Islam di Tanah Sunda:

0 Komentar