Tiga Anak Legendaris dari Subanglarang
Raden Walangsungsang (Pangeran Cakrabuana)
Anak pertama, menolak menjadi raja Pajajaran.
Merantau ke Cirebon dan berguru kepada Syekh Datul Kahfi di Gunung Jati.
Mendapat restu membangun pemukiman Islam di Cirebon Girang (kemudian berkembang menjadi Cirebon).
Dikenal sebagai Pangeran Cakrabuana, pendiri cikal bakal Kesultanan Cirebon.
Nyai Rara Santang (Syarifah Muda’im)
Anak kedua, dikenal cantik dan cerdas. Melakukan perjalanan ke Mekah dan menikah dengan Syarif Abdullah, bangsawan keturunan Rasulullah.
Baca Juga:Perang Bubat: Tragedi Cinta, Kehormatan, dan Larangan Menikah Sunda – JawaBejatnya DS, Predator Anak di Balik Seragam Tenaga Medis Rumah Sakit Cirebon
Dari pernikahan ini lahirlah Syarif Hidayatullah, yang kelak dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Raden Kian Santang (Pangeran Santri)
Anak ketiga, ahli bela diri dan terkenal sakti.
Awalnya keras kepala dan senang berperang, namun akhirnya memeluk Islam dan menjadi tokoh penyebar dakwah.
Konon mampu menundukkan pendekar-pendekar besar, dan memiliki ilmu kanuragan luar biasa.
Retaknya Hubungan Ayah dan Anak
Saat Prabu Siliwangi naik tahta sebagai Raja Pajajaran, ia harus tunduk pada hukum kerajaan Hindu-Buddha yang mewajibkan raja memegang kepercayaan leluhur. Subanglarang dipulangkan ke daerah ayahnya.
Anak-anaknya pun memilih jalan berbeda:
Walangsungsang, Rara Santang, dan Kian Santang meninggalkan istana Pajajaran, memilih jalan dakwah Islam.
Prabu Siliwangi tetap teguh mempertahankan tradisi Sunda dan spiritualitas Hindu-Sunda.
Perpisahan ini tragis, namun menjadi titik balik lahirnya Kesultanan Islam di Tatar Sunda.
Lahirnya Kesultanan Cirebon dan Banten
Kesultanan Cirebon
Didirikan oleh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), cucu Prabu Siliwangi.
Menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.
Tidak hanya religius, tetapi juga pusat diplomasi antara Demak, Banten, dan kerajaan lainnya.
Kesultanan Banten
Didirikan oleh Maulana Hasanuddin, anak Sunan Gunung Jati.
Menjadi kekuatan maritim besar dan pelabuhan dagang internasional.
Baca Juga:Presiden Prabowo Tiba di Bangkok: Diplomasi, Kehormatan, dan Bukan Misi Basa – BasiOJK Dorong Penguatan Pembiayaan Ekosistem Industri Tekstil dan Produk Tekstil Nasional
Banten berkembang sebagai pesaing berat Portugis dan VOC di wilayah barat Nusantara.
Dengan demikian, dua kesultanan besar di Jawa Barat adalah keturunan langsung Prabu Siliwangi, meskipun mereka mengambil jalur spiritual yang berbeda dari sang raja.
Akhir Kisah Prabu Siliwangi: Memilih Moksa daripada Perang
Dalam versi legenda rakyat, setelah melihat banyak rakyatnya beralih ke Islam, dan anak-cucunya menjadi ulama besar, Prabu Siliwangi memilih moksa—menghilang secara gaib bersama pasukan setianya.