Banyak anak bangsa kehilangan kesempatan tampil karena cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD sangat sedikit, salah satunya di Kabupaten Majalengka. Hal ini terjadi akibat efisiensi anggaran yang justru mengurangi peluang siswa berprestasi dan mengembangkan bakat mereka.
Efisiensi anggaran pemerintah pada tahun 2025 memang menjadi langkah strategis, namun sayangnya turut menyeret sektor pendidikan, termasuk olahraga di tingkat Sekolah Dasar. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada terbatasnya kegiatan pembinaan, tetapi juga berisiko melemahkan upaya jangka panjang dalam mencetak atlet berprestasi sejak usia dini.
Guru olahraga, Siti Umi Kulsum, menyoroti minimnya cabang olahraga yang dipertandingkan dalam ajang O2SN tingkat Sekolah Dasar, di mana secara nasional hanya tiga cabang yang diselenggarakan. Meskipun khusus di Majalengka ada lima cabang, jumlah ini tetap jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga:DPMD Bentuk Posyantek Di 2 Desa Kec. Mundu – VideoTampung Aspirasi Selaraskan Program Dan Visi Pembangunan Daerah – Video
Menurutnya, kondisi ini menjadi kemunduran karena mempersempit ruang anak-anak dalam menyalurkan minat dan bakat. Padahal, potensi olahraga anak-anak, khususnya di Majalengka, sangat besar dan seharusnya difasilitasi, bukan malah menutup peluang masa depan mereka untuk bersaing ke tingkat yang lebih tinggi.
Pihaknya berharap pemerintah tidak menjadikan pendidikan olahraga sebagai sektor yang dikorbankan. Bagaimanapun juga, potensi anak-anak harus tetap didukung karena mereka adalah aset penting untuk masa depan bangsa.