Banyak calon jemaah haji Furoda Indonesia mengantisipasi tahun 2025 sebagai tahun yang tidak menguntungkan. Beberapa sumber mengatakan bahwa ini adalah penyebab utama kegagalan keberangkatan jamaah haji furoda.
1. Tidak Diterbitkannya Visa Mujamalah
Melalui sistem pelaporan elektronik Masar Nusuk dan bekerja sama dengan Kementerian Haji dan Umrah, pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa penerbitan visa mujamalah untuk musim haji tahun ini telah ditutup.
Hal ini dikonfirmasi oleh Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) dalam surat edaran resmi mereka.
Baca Juga:Jarang Diketahui Banyak Orang! Inilah 7 Fitur Tersembunyi di VLC yang Bisa Buat Hidup Lebih MudahZTE nubia Z70s Ultra Photographer Edition: Resmi Diluncurkan, Surga Bagi Pencinta Fotografi!
2. Reformasi Digital dan Penataan Penyelenggaraan Haji
Reformasi digital dan upaya untuk meningkatkan ketertiban penyelenggaraan haji mungkin menjadi alasan Arab Saudi menolak untuk menerbitkan visa mujamalah tahun ini.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa seluruh proses haji berjalan dengan lancar dan sesuai dengan regulasi yang ditetapkan.
3. Keterbatasan Kuota dan Hak Prerogatif Kerajaan
Kerajaan Arab Saudi memiliki hak untuk memberikan visa mujamalah, dan tidak ada kuota tahunan yang pasti untuk diberikan. Jadi, tidak ada jaminan bahwa visa akan diberikan setiap tahun.
Dampak bagi Jemaah dan Penyelenggara Travel
Karena pembatalan keberangkatan ini, tidak hanya jemaah yang harus membayar mahal untuk Haji Furoda, tetapi penyelenggara travel juga mengalami kerugian besar. Beberapa biro travel bahkan harus menanggung kerugian hingga miliaran rupiah.
Sebelum kebijakan ini diumumkan, banyak travel haji telah mengeluarkan biaya untuk berbagai keperluan, seperti:
- Pembayaran layanan Masa’ir (layanan Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
- Booking tiket pesawat dan hotel, bahkan beberapa travel telah meng-upgrade hotel dari bintang 3 ke bintang 5.
- Biaya operasional lainnya, termasuk transportasi dan pemeriksaan kesehatan jemaah.
Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (AMPHURI) memperkirakan bahwa setiap kelompok jemaah dengan sekitar lima puluh orang dapat mengalami kerugian antara Rp 1 miliar dan Rp 2 miliar.
Beberapa travel bahkan sudah membawa jemaahnya ke Jakarta dalam upaya mendapatkan visa di menit-menit terakhir.
Baca Juga:TECNO CAMON 40 Pro 5g Resmi Diluncurkan: Siap-siap Menjadi Fotografer Pro, Ponsel Ini Jagonya Kamera!Cari TV Terbaik? Inilah 5 Perbandingan Antara Layar Mini LED dan OLED untuk Kualitas Gambar Terbaik
Banyak jemaah mengalami kerugian selain kerugian finansial; beberapa dari mereka bahkan telah mempersiapkan diri secara spiritual dan logistik, tetapi harus menerima kenyataan bahwa keberangkatan mereka dibatalkan.