RADARCIREBON.TV – Kang Dedi Mulyadi (KDM) bukan tanpa alasan datang ke Trusmi. Ia tidak acak memilih tempat kedatangan, ia diyakini sudah merencanakan untuk datang ke Trusmi jauh-jauh hari karena Trusmi merupakan slaah satu wilayah ikonik Cirebon dan Jawa Barat.
Ya, Trusmi terkenal dengan wilayah sentea batik. Namun diluar itu, Trusmi juga menyimpan banyak kisah, sejarah, budaya dan merupakan salah satu titik penting dalam perkembangan di era Kasultanan Cirebon.
Kisah Melegenda tentang Trusmi: Dari Dakwah ke Warisan Batik
Nama Trusmi tidak hanya dikenal sebagai sentra batik terbesar di Cirebon, tapi juga sebagai tempat yang menyimpan kisah legendaris penuh makna sejarah dan spiritualitas. Di balik cantiknya motif Megamendung dan rumitnya corak batik Wadasan, tersimpan jejak perjuangan tokoh suci yang mengikatkan batik dengan nilai keislaman, ketekunan, dan kesederhanaan.
Asal Usul Nama “Trusmi”
Baca Juga:Bikin Malu!! Seluruh Areal Trusmi Tidak Terawat, KDM Kerahkan 70 Pasukan Kebersihan ProvinsiPesantren Kelola Tambang: Bahlil Baru Minta Arahan Presiden, Cirebon Sudah Dapat Percontohan
Konon, nama Trusmi berasal dari kata “Terasmi” atau “Neruskeun” (melanjutkan) yang dalam bahasa Sunda berarti meneruskan ajaran. Ini merujuk pada Ki Gede Trusmi, seorang murid dan pengikut setia Sunan Gunung Jati, wali penyebar Islam di Cirebon. Ki Gede Trusmi dipercaya sebagai tokoh yang tidak hanya menyebarkan agama, tetapi juga mengajarkan kesenian membatik kepada masyarakat sekitar sebagai media dakwah.
Batik sebagai Dakwah
Ki Gede Trusmi mengajarkan batik bukan semata-mata sebagai keterampilan, tapi sebagai jalan spiritual dan bentuk ibadah. Motif batik yang dia ajarkan pun sarat makna, seperti Megamendung yang melambangkan kesabaran dan kesejukan hati seorang pemimpin. Ia mendorong warganya untuk membatik sambil berdzikir, menjadikan proses itu sebagai bentuk kontemplasi dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Makam Keramat dan Tradisi Ganti Welit
Hingga kini, makam Ki Gede Trusmi masih diziarahi dan menjadi bagian penting dari identitas kultural masyarakat Trusmi. Setiap tahun, masyarakat menggelar tradisi “Ganti Welit” (mengganti atap dari daun rumbia di makam beliau), sebagai bentuk penghormatan terhadap sang tokoh dan bentuk gotong royong lintas generasi.
Warisan yang Terus Hidup
Dari generasi ke generasi, warga Trusmi terus melestarikan seni batik secara turun-temurun. Bahkan di tengah arus modernisasi, Trusmi tetap berdiri kokoh sebagai benteng budaya Cirebon. Kini, lebih dari 1.000 pengrajin dan puluhan galeri batik hidup dan berkembang di kawasan ini, menjadikan Trusmi tak hanya sebagai tempat belanja, tetapi tempat belajar sejarah, budaya, dan spiritualitas Cirebon.
Trusmi Hari Ini: Antara Legenda dan Harapan
Trusmi bukan sekadar legenda masa lalu. Ia adalah kisah yang hidup dan terus berkembang. Sebuah kawasan di mana seni, agama, ekonomi, dan budaya berpadu dalam harmoni. Dan selama semangat Ki Gede Trusmi terus dijaga, maka Trusmi akan selalu menjadi permata budaya Cirebon yang tak lekang oleh waktu.
Oleh karenanya tak heran jika kemudian KDM datang langsung ke Trusmi dan melakukan aksi bersih-bersih.
Pagi -pagi sekali, KDM sudah berada di Kabupaten Cirebon. Ya, KDM sudah di Kawasan Batik Trusmi Senin (2/6).
Baca Juga:Dua Tersangka Gunung Kuda Ditunjukan, Ini Fakta-fakta Hasil Penyelidikan PolisiTerbaru, Ini Daftar Lengkap Sementara Korban Longsor Gunung Kuda Jadi 19 OrangÂ
KDM tidak sendiri, Kedatangannya kali ini dengan membawa rombongan dari Provinsi Jawa Barat, KDM membawa sekitar 70 orang petugas untuk membersihkan kawasan kawasan tersebut.
“Saya hari ini sudah di Trusmi, kawasan ikonik yang tinggi tapi, sayanganyaseluruh arealnya tidak terawat, tidak terjaga, saya mengerahkan 70 petugas kebersihan dari PU Jabar, untuk membantu kebersihan diwilayah Cirebon,”ujarnya.
Dalam konten video yang diupload di IG pribadi Gubernur, hal itu ia lakukan karena tidak mungkin pariwisata tumbuh kalau kebersihannya tidak terjaga.
“Syarat pariwisata itu satu saja, satu jalannya mulus, kebersihannya terjaga, estetikanya terawat, keempat orangnya ramah-ramah,”imbuh Kang Dedi.
Kang Dedi pun langsung menginstruksikan para pegawai kebersihan tersebut untuk langsung bekerja dan merpaihkan kawasan tersebut.
“Ayo semuanya kerja, biar Cirebon-nya bersih, tuh lihat jalannya gak pernah dibersihkan, rumputnya,”tegasnya.
Diakhir pesannya, KDM memberikan wejangan untuk masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Cirebon. Menurut dia, semua pihak harus merawat alam dan lingkungan agar terjadi keseimbangan.
“Jadi rawat dulu alamnya, rawat dulu lingkungannya, nanti duit datang, wisatawan banyak,”ungkapnya.