RADARCIREBON.TV – Idul Adha tidak hanya dikenal sebagai hari besar umat Islam untuk berkurban, tetapi juga menjadi momen spesial dalam budaya kuliner masyarakat. Setelah prosesi penyembelihan hewan qurban, biasanya masyarakat akan bergotong-royong mengolah daging yang telah dibagikan. Dari dapur sederhana hingga restoran rumahan, aroma sedap daging qurban memenuhi udara di berbagai penjuru negeri.
Di Kabupaten Cirebon, berbagai olahan daging qurban sapi menjadi sajian wajib yang tak hanya menggoda selera, tapi juga mempererat kebersamaan antarwarga. Berikut ini adalah 10 olahan daging qurban sapi paling populer yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahun:
1. Sate Sapi
Sate merupakan olahan daging paling legendaris saat Iduladha. Daging sapi dipotong kecil-kecil, ditusuk bambu, dan dibakar dengan arang hingga matang sempurna. Sate sapi khas Iduladha biasanya disajikan dengan bumbu kacang atau kecap manis pedas, serta lontong sebagai pelengkap. Aroma bakarannya menjadi magnet utama di sore hari pasca penyembelihan.
2. Rendang
Baca Juga:Bahrain Dicukur Arab Saudi 2-0, Indonesia Lolos Babak Keempat Kualifikasi Piala DuniaPulau Dari Masa Lalu, Tempat Evolusi Berhenti, 90% Satwa di Sini Tak Ada di Tempat Lain!
Rendang, masakan khas Minang, menjadi favorit saat bagian daging yang lebih keras seperti paha atau sengkel dibawa pulang. Proses memasaknya yang lama membuat rendang cocok untuk stok masakan beberapa hari ke depan. Dengan balutan rempah khas seperti serai, lengkuas, cabai, dan santan, rendang menyimpan kelezatan yang tak tertandingi.
3. Gulai Sapi
Jika Anda penggemar makanan berkuah gurih, gulai sapi adalah jawabannya. Dimasak dengan santan dan aneka rempah seperti kunyit, ketumbar, dan kapulaga, gulai cocok dinikmati bersama nasi panas. Beberapa warga juga menambahkan kentang atau tahu agar kuahnya lebih kaya rasa.
4. Tongseng
Berbeda dengan gulai, tongseng biasanya lebih manis karena menggunakan kecap dan kol sebagai pelengkap. Olahan ini cocok dibuat dari daging yang sedikit berlemak, menjadikan kuahnya semakin gurih dan menggoda. Warga Cirebon banyak yang memasak tongseng di malam hari sebagai sajian keluarga.
5. Empal Gepuk
Olahan daging yang satu ini populer di Jawa Barat, termasuk Cirebon. Daging sapi direbus terlebih dahulu, lalu dipukul agar empuk, kemudian digoreng dengan bumbu manis gurih. Empal gepuk tahan lama dan cocok sebagai bekal atau lauk kering.
6. Rawon
Meski berasal dari Jawa Timur, rawon kini banyak dijumpai di dapur-dapur Jawa Barat saat Iduladha. Ciri khasnya adalah kuah hitam pekat dari kluwek yang memberikan rasa unik dan menggoda. Daging sapi direbus hingga empuk dan disajikan dengan sambal dan tauge.
7. Semur Daging
Semur daging menjadi favorit keluarga karena rasanya yang manis dan tidak terlalu pedas, cocok untuk anak-anak. Daging direbus dalam kecap manis dengan tambahan pala, cengkih, dan bawang merah. Biasanya dimasak agak banyak agar bisa dipanaskan kembali keesokan harinya.
8. Dendeng Sapi
Daging yang diiris tipis lalu dikeringkan dan digoreng menjadi dendeng, cocok sebagai lauk tahan lama. Di beberapa tempat, dendeng disajikan dengan bumbu balado atau sambal merah. Cocok juga dibawa sebagai bekal untuk bepergian jauh setelah libur Iduladha.
9. Sop Daging Sapi
Baca Juga:Indonesia Kubur Mimpi China Tampil di Piala Dunia 2026Fakta-fakta Desa Tonjong Pasaleman, Tempat yang Dipilih KDM Untuk Salat Ied Tahun Ini
Sop daging sapi yang segar menjadi pilihan untuk mereka yang menghindari makanan bersantan. Kuah kaldu bening dengan potongan wortel, kentang, dan daun bawang membuat sajian ini ringan namun tetap menggugah selera. Cocok disajikan pagi hari atau saat badan mulai lelah karena aktivitas qurban.
10. Bakso Sapi Rumahan
Jika memiliki gilingan daging, membuat bakso dari daging qurban menjadi pilihan kreatif. Warga bisa mengolah daging sapi menjadi bola-bola kenyal yang disajikan dalam kuah kaldu, lengkap dengan mie, tahu, dan sambal. Selain hemat, bakso juga bisa disimpan dalam freezer sebagai stok makanan cepat saji.
Tradisi, Rasa, dan Kebersamaan
Tak dapat dimungkiri, olahan daging qurban menjadi wujud nyata dari semangat berbagi dan silaturahmi antarwarga. Di beberapa desa di Cirebon, kegiatan memasak bersama bahkan menjadi tradisi tahunan. “Kami masak ramai-ramai di mushola, lalu makan bareng setelah salat Maghrib,” kata Pak Darto, seorang tokoh RW di Kecamatan Sumber.
Tak hanya menciptakan rasa yang lezat, 10 olahan ini juga menjadi bukti kekayaan kuliner nusantara yang terus hidup dan berkembang di tengah masyarakat. Dari potong daging hingga hidangan siap saji, semuanya mengandung makna ibadah, kebersamaan, dan tradisi yang lestari.