Trending! Tagar 'Save Raja Ampat', Netizen Gencar Suarakan Perlindungan Alam Papua

Foto
Foto/Raja Ampat (papuaexplorers.com)
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Dengan menggunakan tagar #SaveRajaAmpat, banyak warganet membagikan unggahan yang menunjukkan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh tambang nikel di Raja Ampat, Papua Barat.

Sebagian besar pengumuman di media sosial terdiri dari template Instagram Story dengan cerita “Papua bukan tanah kosong” atau screenshot dari kampanye Greenpeace yang menunjukkan keadaan hutan yang telah diterabas sehingga menciptakan area cokelat gundul di tengah hamparan hijau.

Dalam salah satu video yang tersebar luas, terlihat pertambangan terjadi di sejumlah pulau Raja Ampat. Selain itu, terlihat ekskavator dan alat berat lainnya beroperasi di area tersebut.

Baca Juga:Apakah RAM 8GB Cukup untuk Menjalankan Windows 11 dengan Lancar?Loh Kok Bisa? Penyimpanan HP Cepat Penuh Meski Sudah Dibersihkan Berkali-kali!

Kampanye Greenpeace juga menggunakan tagar serupa. Mereka menggunakannya untuk menekankan biaya sebenarnya dari pertambangan nikel dan menampilkan daftar kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pertambangan nikel di Indonesia dan pelanggaran yang dianggap sering terjadi.

Gambar dengan tagar #SaveRajaAmpat juga ditampilkan dalam posting Instagram Greenpeace “Paradis Terakhir: Semua keindahan alam Indonesia dirusak dan dihancurkan hanya untuk kepentingan sesaat dan oligarki serakah. Diposting pada Kamis, 5 Juni 2025, akun @greenpeaceid menulis, “Pemerintah harus bertanggung jawab atas kehancuran alam yang semakin marak terjadi.”

Greenpeace menyatakan bahwa Raja Ampat, yang dianggap sebagai “Surga Terakhir” di dunia, saat ini berada di ambang kehancuran akibat pertambangan nikel. Hilirisasi nikel yang dianggap sebagai cara untuk menghasilkan energi bersih telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat dari Sulawesi hingga Maluku, dan sekarang mengancam Raja Ampat, Papua Barat.

Karena itu, Iqbal Damanik, juru kampanye Hutan Greenpeace Indonesia, mengkonfirmasi bahwa ada aktivitas tambang di beberapa pulau Raja Ampat. Dokumentasi aktivitas tambang di Pulau Gag, Pulau Kawe, dan Batang Pele sebagian besar tersebar luas. Melalui tagar #SaveRajaAmpat, ia juga mengapresiasi peningkatan kesadaran publik.

“Kami sangat senang bisa menjadi perhatian publik saat ini dengan penggunaan hashtag #SaveRajaAmpat,” katanya saat dihubungi.

Karena keprihatinan publik, pemerintah harus mengambil tindakan. “Makanya sekarang pemerintah, DPR ada statement, dari ESDM ada statement, LH langsung melakukan penyegelan, dari Kementerian Pariwisata juga sudah ada,” katanya.

Namun, Iqbal mengatakan bahwa, meskipun Kementerian Kehutanan sangat terlibat dalam masalah pertambangan di wilayah hutan Raja Ampat, mereka belum menerima tanggapan sejauh ini.

Baca Juga:Sering Mengalami Lowbat? 5 Langkah Sederhana Merawat Baterai HP Samsung Agar Tetap Awet dan Tidak Cepat RusakTersedia Secara Resmi: Solusi HP 5G Hemat Daya dan Harga Terjangkau Vivo Y19 5G

Akhir-akhir ini, empat lokasi tambang nikel di daerah Raja Ampat, Papua Barat, telah ditutup. Semua lokasi ini kini diawasi oleh pejabat pengawas lingkungan hidup. Ini diumumkan kepada media pada hari Kamis 5 Juni 2025, Hari Lingkungan Hidup Sedunia, oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol.

Dua dari empat perusahaan yang diketahui sedang dan berniat menambang nikel di Raja Ampat telah memiliki izin dan dokumen lingkungan. Hanif menyatakan bahwa izin tersebut akan dicabut. Sebelum mengeluarkan keterangan resmi, Hanif mengeluarkan pernyataan tertulis yang menyatakan bahwa pemulihan lingkungan tetap diperlukan.

0 Komentar