Pemerintah Desa Wilulang, Kecamatan Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, secara konsisten melaksanakan tradisi Mapag Sri menjelang masa panen raya. Mapag Sri adalah budaya dan kearifan lokal yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan terus dilestarikan oleh masyarakat, khususnya para petani di Desa Wilulang.
Mapag Sri, yang juga dikenal sebagai pesta rakyat, menampilkan masyarakat dan petani yang penuh suka cita mengarak hasil bumi berkeliling desa. Ini adalah simbol ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil pertanian yang melimpah. Arak-arakan serta festival budaya Mapag Sri telah menjadi identitas yang sangat melekat bagi masyarakat Desa Wilulang dalam mengungkapkan rasa syukur atas keberkahan hasil bumi.
Mapag Sri Desa Wilulang tahun ini mengusung tema “Syukur Atas Berkah, Jaga Kearifan Lokal, Raih Ketahanan Pangan Berkelanjutan”. Acara ini disambut antusias dan meriah oleh seluruh masyarakat. Kuwu Wilulang, Iyoy Sonjaya, bertekad untuk terus melestarikan adat, budaya, dan tradisi rakyat, serta meningkatkan produksi pangan di Desa Wilulang.
Baca Juga:Tujuh Jam Terjebak di Perut Gua Nagamas Kuningan, Peziarah Asal Karawang Berhasil DiselamatkanLewat Semarak Olahraga Tradisional, Portina Kabupaten Cirebon Ikut Sukseskan Rangkaian HUT Bhayangkara ke-79
Dalam perhelatan Mapag Sri Desa Wilulang ini, turut hadir unsur Pemerintah Kecamatan, DPRD Kabupaten Cirebon, Dinas Pertanian, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Mereka semua turut mengapresiasi dan mendukung kegiatan budaya dan adat Mapag Sri di Desa Wilulang. Kuwu Iyoy Sonjaya bahkan secara simbolis memotong batang padi yang sudah siap panen.
Melalui Mapag Sri ini, Pemerintah Desa Wilulang juga bertekad untuk mendukung program ketahanan pangan. Terlebih, potensi pertanian, khususnya padi di Desa Wilulang, sangat baik karena bisa melaksanakan tiga kali masa tanam selama satu tahun dan menghasilkan gabah dengan kualitas yang baik.