“Tapi kontribusi ini tidak akan berlanjut tanpa perbaikan infrastruktur dan pemulihan lahan pertanian. Apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari menjaga pangan Indonesia,” jelasnya.
Bupati Demak, Eisti’anah, turut hadir dan menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, Demak memiliki kontur wilayah rendah dan datar, sehingga sangat rawan terhadap rob, banjir, serta sedimentasi. Banyak lahan sawah tidak dapat digarap selama berbulan-bulan karena endapan lumpur yang tinggi.
“Tapi kami bersyukur karena penanganan bencana di Demak tidak menjadi ajang saling lempar tanggung jawab. Semua pihak—baik pusat, provinsi, maupun swasta—ikut turun tangan,” kata Bupati Eisti’anah.
Baca Juga:Produk Jateng Tembus Dunia! Gubernur Ahmad Luthfi Lepas Ekspor Bus Karoseri Laksana ke Sri LankaMasalah Stunting Masih Jadi PR Besar, Pemerintah Fokus di Jabar, Jateng, dan Sulsel
Sementara itu, Plh Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Nita Rachmenia, menyampaikan dukungan berkelanjutan dari sektor keuangan untuk mendorong pemulihan pertanian. Selain bantuan teknis dan bibit, Bank Indonesia juga mengembangkan pendekatan ekologis untuk mengendalikan hama, salah satunya dengan membangun rumah burung hantu (rubuha).
“Sinergi semacam ini tidak hanya menjaga kestabilan pasokan pangan, tetapi juga membantu petani tetap sejahtera di tengah tantangan iklim,” ujar Nita.
Bantuan benih padi ini hanyalah permulaan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan pemulihan total sektor pertanian yang terdampak bencana dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, diharapkan pertanian Demak tidak hanya pulih, tetapi bangkit lebih tangguh dari sebelumnya.