RADARCIREBON.TV – Real Madrid akan bertarung dengan Dortmun pada lanjutan piala dunia antarklub 2025. Duel sengit tersebut akan tersaji Minggu (6/7) pukul 03.00 WIB.
Di negeri yang lebih mengenal football sebagai olahraga tangan, dua kekuatan sejati sepak bola Eropa akan saling bersua dalam laga puncak yang ditunggu dunia. Real Madrid, sang raja Eropa, dan Borussia Dortmund, kuda hitam yang selalu menolak tunduk pada sejarah, akan berhadapan di perempat final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 di MetLife Stadium, New Jersey, Sabtu malam waktu setempat.
Ini bukan sekadar pertandingan antar klub. Ini adalah laga ulang emosional dari final Liga Champions tahun lalu, ketika Madrid menggagalkan mimpi Dortmund di Wembley. Kali ini, panggungnya lebih luas, atmosfernya lebih netral, dan trofinya mewakili supremasi global.
Baca Juga:Gonzalo Garcia: Dari Pengganti Mbappe hingga Pahlawan Tak Terduga Real MadridPenilaian Pemain Real Madrid vs Al-Hilal: Alexander-Arnold Redam Debutnya, Valverde Gagal Eksekusi Penalti
Real Madrid datang dengan siluet megah dan aura yang membuat lawan gemetar. Di bawah arahan pelatih muda karismatik Xabi Alonso, Los Blancos terus menunjukkan evolusi permainan yang cerdas dan mendalam. Kombinasi Vinícius Júnior, Mbappé, dan Jude Bellingham menjadi trisula yang bukan hanya mematikan secara statistik, tapi juga memesona secara estetika.
Madrid tak terkalahkan dalam tujuh pertandingan terakhir, mencetak gol rata-rata lebih dari dua per laga. Di turnamen ini, mereka tampil sebagai favorit, bukan karena keberuntungan, tapi karena tradisi yang mereka jaga—tradisi menaklukkan.
Namun, pertandingan kali ini bukan hanya tentang keunggulan. Ini juga soal emosi, terutama bagi Jude Bellingham, yang bersiap menghadapi tim masa lalunya—dan seharusnya, menghadapi adik kandungnya sendiri.
Di kubu Dortmund, cerita berjalan sedikit berbeda. Mereka bukan unggulan. Tapi mereka punya sesuatu yang tak bisa diukur angka: ambisi muda dan rasa lapar. Dengan formasi fleksibel dan semangat menyerang, tim asuhan Niko Kovač mengandalkan pemain-pemain muda seperti Karim Adeyemi, Guirassy, dan Julian Brandt.
Namun satu nama yang paling dirindukan justru tidak akan tampil: Jobe Bellingham. Gelandang muda yang menjadi motor lini tengah Dortmund harus absen akibat akumulasi kartu. Dunia sempat menantikan duel kakak-adik yang langka di sepak bola profesional. Namun takdir berkata lain. Duel bersaudara itu dibatalkan, menyisakan ruang kosong di bangku cadangan dan dada Jobe sendiri.
“Saya patah hati. Saya baru tahu saya kena skors setelah pertandingan terakhir,” ujar Jobe, dilansir dari The Sun. “Saya ingin sekali main melawan Jude.”
Pertandingan ini tak hanya akan mencatatkan pemenang. Ia akan mengisahkan ulang drama yang lebih dalam: tentang warisan keluarga, tentang luka yang tak selesai, dan tentang tim yang menolak tunduk pada statistik.
Baca Juga:Komentar Xabi Alonso Usai Real Madrid Ditahan Klub Arab Saudi di Debutnya: Kami Masih BerposesMenang 3-1 Lawan Pachuca, Untung Madrid Punya Courtois: Sang Batu Karang Dari Belgia
Secara head-to-head, Madrid unggul: 8 menang dari 16 laga, dengan Dortmund hanya menang 5. Tapi final bukanlah tentang data. Final adalah tempat di mana pemain mematahkan ramalan, dan pelatih mempertaruhkan filosofi.
Dengan lebih dari 74.000 penonton yang dipastikan hadir, dan jutaan pasang mata dari lima benua menatap layar, dunia bersiap menyaksikan malam yang bisa mengubah nasib klub dan para pemainnya.
Yang jelas, laga ini tak akan berakhir di peluit panjang. Ia akan hidup lama dalam ingatan, dibicarakan, dan dikenang sebagai malam di mana dunia berhenti sejenak… untuk menonton sepak bola.