RADSRCIREBON.TV – Jepang tidak hanya maju dibidang tekhnologi. Tapi Jepang juga sudah angat maju di bidang sepakbola. Jepang berhasil merevolusi sepakbola hingga menajdi kekuatan besar dibenua Asia.
Ya, jepang mungkin satu-satunya tim asia yang bisa berdiri diperingkat 17 dunia. Ini tentu bukan hal yang kebetulan. Jepang relah merevolusi sepakbola sehingga mwnjadi kekuataj yang menakutkan didunia.
Dalam waktu 25 tahun, Jepang telah mengubah nasibnya di dunia sepakbola secara revolusioner. Dari tim Asia yang dulu tidak diperhitungkan, kini Samurai Biru berdiri sejajar dengan raksasa dunia. Tapi perubahan ini tidak datang dari akademi mewah atau klub-klub elit semata. Justru, Jepang membangun kekuatannya melalui paduan antara sepakbola dan pendidikan—sebuah pendekatan unik yang kini mulai ditiru banyak negara.
Baca Juga:Jepang Ungguli China 1-0 Dibabak Pertama, Ini Link Streaming, Prediksi Skor dan Cara MenontonnyaHasil Jepang vs Hong Kong & Klasemen EAFF: Ryo Germain Quattrick
Tahun 1993 menjadi titik balik besar. Federasi Sepakbola Jepang (JFA) meluncurkan J-League, liga profesional pertama mereka. Namun, Jepang tahu bahwa membangun tim kuat tidak cukup hanya dengan kompetisi profesional. Mereka menanamkan nilai dan sistem sejak akar rumput—dimulai dari sekolah menengah hingga universitas.
Turnamen sepakbola tingkat SMA di Jepang menjadi tontonan nasional. Ribuan penonton menyaksikan laga pelajar dengan antusiasme luar biasa. Ini bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal karakter: kedisiplinan, kerja tim, dan tanggung jawab.
Banyak pemain top Jepang justru tidak berasal dari akademi klub profesional. Mereka berkembang di sekolah dan kampus—mencerminkan filosofi bahwa pendidikan dan sepakbola bisa sejalan.
Keisuke Honda – Gagal masuk tim U-18 Gamba Osaka, ia memilih tampil di SMA Seiryo dan akhirnya jadi legenda timnas.
Kaoru Mitoma (Brighton) – Menolak masuk profesional sebelum menyelesaikan kuliah di Universitas Tsukuba, kini jadi salah satu winger terbaik Asia.
Kyogo Furuhashi (Celtic) – Muncul dari sepakbola universitas, kini jadi mesin gol klub dan timnas.
Junya Ito (Reims) – Bukan lulusan akademi klub, tapi bersinar dari universitas hingga ke timnas dan Liga Prancis.
Baca Juga:Ngeri!!! Hongkong Dibantai Jepang, 26 Menit Sudah 5 GolPiala Dunia Klub 2025: Wonderkid Real Madrid Hancurkan Tim Jepang, Inter Milan Ditahan Imbang oleh Ramos cs
Wataru Endō (Liverpool) – Kapten timnas Jepang, menapaki karier lewat jalur kampus sebelum ke Bundesliga dan Premier League.
Fakta menarik: 9 dari 26 pemain Jepang di Piala Dunia 2022 adalah jebolan universitas.
Debut Piala Dunia: 1998
Tampil di 7 edisi Piala Dunia berturut-turut
Qatar 2022: Mengalahkan Jerman & Spanyol di fase grup—momen bersejarah
Lolos ke Piala Dunia 2026: Jadi negara Asia pertama yang mengunci tiket putaran final
Kini Jepang bersiap menghadapi Timnas Indonesia dalam laga kelima putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Peringkat FIFA Terbaru (Juli 2025)
Peringkat Dunia: 17 (turun 2 peringkat dari bulan lalu)
Poin: 1.641,23
Peringkat Asia: Nomor 1
(Sumber: FIFA.com – Update per 11 Juli 2025)
Meski turun sedikit, Jepang masih menjadi tim dengan peringkat tertinggi di Asia, mengungguli Korea Selatan, Iran, dan Australia.
1. Keseimbangan akademik dan olahraga: Pemain tidak dipaksa memilih—mereka berkembang sebagai manusia utuh.
2. Turnamen yang kompetitif sejak dini: Dari SMP hingga universitas, persaingan sangat ketat.
3. Fokus pada karakter: Disiplin, respek, dan kerja sama jadi nilai utama.
4. Eksposur ke Eropa: Banyak pemain muda Jepang kini tampil reguler di klub-klub Eropa top.
Jepang tak hanya membangun tim nasional, mereka membangun budaya sepakbola yang berkelanjutan. Dan semua itu dimulai bukan dari stadion megah—melainkan dari ruang kelas, lapangan sekolah, dan semangat belajar tak kenal lelah. Revolusi senyap ini kini mulai menarik perhatian dunia.