RADARCIREBON.TV – Lembaran lama telah ditutup. Sosok dr Hilmy Rivai MPd yang sempat menjadi poros utama birokrasi Kabupaten Cirebon kini hanya tinggal kisah di deretan pejabat masa. Hilmy kini memulai babak baru di DPMPTSP.
Bupati Imron MAg melangkah ke periode keduanya dengan mengejutkan: menggeser Sekda ke posisi teknis di DPMPTSP. Kini, satu pertanyaan besar menyeruak di ruang-ruang rapat dan lorong birokrasi: siapa pengganti Hilmy Rivai?
Meski proses open bidding belum dibuka secara resmi, sejumlah nama sudah lebih dulu berembus di antara bisik-bisik pejabat. Dan dari sekian banyak nama, satu figur bersinar paling terang: Hendra Nirmala, Kepala BKPSDM Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Mutasi Sekda Cirebon: Antara Ketidakharmonisan atau Strategi Politik Bupati Imron?Posisi Sekda di Jabat PLT, Bupati Imron Siapkan Tahapan Pengisian Sekda dan Empat Posisi Kepala Dinas
Sebagai alumnus STPDN, Hendra punya bekal kedisiplinan dan jejaring kuat hingga pusat. Tak hanya memahami denyut birokrasi, ia juga disebut dekat dengan semua kalangan ASN—dari pejabat eselon atas hingga staf fungsional di desa-desa. Kemampuannya mengorganisir sistem kepegawaian, mengelola dinamika mutasi, hingga memetakan SDM aparatur membuatnya menjadi kandidat paling siap secara teknokratis dan politis.
“Dia tak hanya bisa kerja, tapi bisa diajak berpikir dan bertarung dalam strategi besar pembangunan,” ujar seorang pejabat yang enggan disebut namanya.
Namun Hendra bukan satu-satunya nama. Erus Rusmana, Kepala Bappenda yang baru dilantik, juga masuk dalam bursa. Sosoknya dikenal tenang, rapi dalam perencanaan fiskal, dan punya rekam jejak di urusan pendapatan daerah. Dalam era pasca-pandemi dan tekanan APBD yang ketat, figur seperti Erus bisa jadi pilihan jika orientasi Bupati adalah pada kekuatan finansial.
Nama Eni Suhaeni, Kepala Dinkes, juga tak kalah menarik. Sebagai pemimpin instansi vital pasca-pandemi, Eni menunjukkan kemampuan manajerial dan adaptasi kebijakan yang cepat. Meski berasal dari bidang kesehatan, Eni menunjukkan kapasitas lintas sektor. Ia dianggap sebagai representasi “teknokrat profesional” yang bisa menjadi kejutan jika Bupati ingin keluar dari pakem lama.
Sementara itu, Dangi dari Bappelitbangda masuk sebagai opsi alternatif. Memiliki kemampuan perencanaan makro dan hubungan lintas OPD, Dangi adalah jembatan antara kebijakan dan implementasi. Tapi isu loyalitas dan kapasitas politik bisa jadi batu sandungan dalam konteks hari ini.
Dan tentu, tak bisa dilupakan Yan Ediyana—yang saat ini menjabat Plt Sekda. Meski statusnya sementara, penunjukan ini memberi sinyal bahwa Yan dianggap cukup stabil untuk mengawal transisi. Jika tak ada arus besar dari luar, bisa jadi Yan yang kemudian ditetapkan sebagai definitif.
Namun, dinamika ini tak bisa dilepaskan dari apa yang terjadi sebelumnya. Mutasi Hilmy ke DPMPTSP bukan sekadar rotasi jabatan. Ini sinyal politik yang menunjukkan Bupati tengah menyusun ulang peta kekuasaan birokrasi. Dalam narasi yang beredar, Hilmy dinilai terlalu hati-hati, kurang fleksibel, dan tak cukup agresif mengeksekusi program prioritas di awal periode kedua. Padahal, waktu tak lagi panjang untuk meninggalkan warisan besar di Cirebon.
Baca Juga:Inspektur Jadi Plt Sekda, Ini Daftar Lengkap Rotasi Pemkab Cirebon: Penuh Kejutan, Sarat Harapan!!Kabar Panas!! Beredar Isu Sekda Cirebon Terbawa Gerbong Mutasi
Mutasi ini pun membuka peluang bagi figur baru yang bukan hanya cakap, tetapi juga “seirama”. Loyalitas bukan sekadar kesetiaan personal, tapi sinkron dalam menjalankan visi politik dan proyek besar. Dalam sistem birokrasi modern, kecepatan kadang lebih penting dari kehati-hatian.
Kini, semua mata menanti siapa yang akan berdiri di titik pusat birokrasi Kabupaten Cirebon. Apakah figur kuat seperti Hendra yang akan naik? Atau justru ada kejutan dari nama-nama teknokrat lain? Yang jelas, jabatan Sekda bukan sekadar posisi administratif. Ia adalah jantung koordinasi, penyeimbang kebijakan, dan wajah dari arah pemerintahan.
Bupati Imron mungkin belum banyak bicara. Tapi pilihannya nanti akan mengungkapkan banyak hal: tentang siapa yang ia percaya, siapa yang ia siapkan, dan ke mana arah kapal besar Kabupaten Cirebon akan berlayar.
Dan dari semua nama, posisi paling kuat ada di Hendra Nirmala.