RADARCIREBON.TV – Di tengah gelisah bumi yang sesak oleh sisa-sisa manusia, Kabupaten Cirebon menapaki jalan baru—sebuah ikhtiar merawat tanah leluhur dengan cahaya yang lahir dari kegelapan. Pada Rabu (16/7/2025), di ruang Setda yang sederhana tapi sarat tekad, Pemkab Cirebon menorehkan babak baru: menandatangani nota kesepahaman dengan PT Global Energy Investama, perusahaan yang memilih berkiprah di jalan sunyi pengolahan sampah menjadi listrik.
Tak sekadar seremoni, penandatanganan ini adalah nyala harapan. Sebab di balik gunungan plastik dan sisa makanan, tersembunyi potensi megawatt yang mampu menerangi bukan hanya rumah-rumah, tapi juga kesadaran kolektif kita akan pentingnya hidup berdampingan dengan alam.
Bupati H. Imron membuka acara dengan nada lirih tapi tajam. Ia bicara tentang sampah—soal yang tampak sepele tapi membekas luka di tiap tapak desa dan kota. “Sampah memang jadi permasalahan kita semua. Sudah kami bimbing, arahkan, tapi tetap saja belum tuntas. Maka kerja sama ini bukan hanya penting, tapi sangat mendesak,” ujar Imron dengan suara yang seakan menggema hingga tempat-tempat pembuangan akhir yang menjerit diam.
Baca Juga:Bupati Imron Rombak Posisi 16 Pejabat Eselon II – VideoMutasi Sekda Cirebon: Antara Ketidakharmonisan atau Strategi Politik Bupati Imron?
Ia berharap kolaborasi ini tidak berakhir di meja tandatangan. Harapannya sederhana namun dalam: aksi nyata yang bisa dirasakan warga. “Mudah-mudahan kerja sama ini bisa cepat terlaksana dan menjadikan Kabupaten Cirebon bersih,” tegasnya. Tak sekadar bersih, tapi juga bercahaya.
Dari pihak mitra, Direktur Utama PT Global Energy Investama, Masnizon, menyampaikan bahwa proyek ini akan dimulai dengan studi kelayakan. Waktu dibutuhkan, tentu. Tapi ia optimis, dalam dua tahun, Cirebon akan punya pembangkit listrik tenaga sampah pertama dengan kapasitas hingga 10 Megawatt.
“Kalau 10 MW itu butuh sekitar 600 ton sampah per hari. Produksi sampah di Cirebon sekitar 1.200 ton. Jadi separuhnya bisa kita olah. Ini bukan hanya tentang membuang, tapi tentang mengubah,” kata Masnizon, menyiratkan bahwa sampah pun bisa punya martabat, asal diolah dengan bijak.
Tak hanya untuk Cirebon, proyek ini pun akan jadi contoh bagi daerah lain. Bahkan, bila pasokan sampah dari Cirebon kelak menipis, PT Global Energy Investama sudah siap menggandeng tetangga seperti Indramayu, Kuningan, hingga Majalengka.
Dari limbah menjadi cahaya, dari bau menjadi daya—kerja sama ini adalah puisi tentang masa depan. Di tanah Cirebon yang berselimut sejarah, kini mulai terukir narasi baru: tentang sampah yang tak lagi hina, melainkan mulia karena menerangi.