Kualifikasi Babak 4 Pildun: Jadikan Qatar dan Arab Saudi Tuan Rumah Rugikan Indonesia

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia akan menghadapi laga hidup mati dengan China. Pertandingan ini akan menjadi penentuan bagi Timnas untuk melaju di fase berikutnya.
0 Komentar

RADARCIREBON.TV — Aroma ketidakadilan mulai tercium tajam menjelang ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Keputusan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) yang menunjuk Qatar dan Arab Saudi sebagai tuan rumah pertandingan grup menuai kritik, terutama dari media Vietnam yang menyebut Timnas Indonesia sebagai pihak yang paling dirugikan.

Salah satu media ternama Vietnam, Soha.vn, secara gamblang menyoroti ketimpangan ini. Dalam artikelnya, mereka menyebut keputusan AFC “kontroversial” dan berpotensi menyudutkan Garuda yang baru saja mencatat sejarah lolos ke babak keempat untuk pertama kalinya.

“AFC membuat keputusan kontroversial, peluang Indonesia ke Piala Dunia makin kecil. Timnas Indonesia mengalami kekalahan telak di babak kualifikasi keempat Piala Dunia 2026,” tulis Soha.

Baca Juga:Cedera Serius, Ole Romeny Bakal Operasi dan Absen Lama dari TimnasDengan torehan luar biasa Jens Raven langsung mencuri perhatian di laga Timnas Indonesia U23 vs Brunei

Pernyataan itu bukan tanpa dasar. Dalam format baru ronde keempat, tim-tim akan kembali bertarung memperebutkan dua tiket langsung ke putaran final. Namun berbeda dari ronde sebelumnya, seluruh pertandingan akan digelar terpusat di dua negara, tanpa sistem kandang-tandang. Keputusan AFC menunjuk Qatar dan Arab Saudi, dua negara peserta sekaligus tuan rumah grup dinilai membuka ruang ketimpangan kompetitif.

“Memainkan kedua pertandingan di kandang sendiri merupakan keuntungan yang diperoleh oleh Qatar maupun Arab Saudi dalam bersaing memperebutkan posisi puncak grup,” tulis Soha lagi, menggarisbawahi dugaan adanya bias struktural.

Keputusan ini menimbulkan pertanyaan besar: di mana letak asas fair play? Apakah AFC hanya mempertimbangkan infrastruktur dan finansial semata dalam menunjuk tuan rumah, atau mengabaikan prinsip keadilan dalam sebuah kompetisi yang mempertaruhkan mimpi jutaan rakyat?

Media Vietnam seolah menyuarakan kegelisahan yang juga dirasakan banyak pihak di Indonesia. Setelah perjuangan panjang melewati babak pertama hingga ketiga—dengan menumbangkan tim-tim kuat Asia Tenggara dan menorehkan sejarah baru—Timnas Indonesia kini dihadapkan pada dinding yang lebih tinggi dan lebih curam.

Namun di balik segala keraguan, semangat Garuda tetap menyala. Jika sebelumnya mereka mampu melangkahi prediksi dan meruntuhkan keraguan, bukan tak mungkin keajaiban lain sedang disiapkan oleh sepak bola Indonesia.

Kini, publik hanya bisa berharap agar federasi, pelatih, dan para pemain mampu menjadikan kontroversi ini sebagai pemantik semangat. Karena sejarah tidak ditulis di tempat yang adil tapi oleh mereka yang tak berhenti melawan ketidak adilan itu sendiri.

0 Komentar