Percepat Penanganan Stunting, Pemprov Jateng Perkuat Sinergi dengan BKKBN

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Di ruang kerja Gubernur yang hangat diterangi cahaya pagi, sebuah ikhtiar besar kembali ditegaskan. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melangkah mantap memperkuat sinergi dengan BKKBN, demi satu tujuan luhur: menyehatkan generasi dan mengangkat martabat keluarga.

Gubernur Ahmad Luthfi menyuarakan harapan itu dengan nada tegas namun penuh kasih. Ia menekankan pentingnya kolaborasi yang tak hanya seremonial, tapi menyentuh akar—berbasis data, mengalir dalam tindakan, dan menyatu dalam semangat gotong royong.

“Tujuan kita sederhana, namun agung—keluarga sejahtera. Maka satu data, satu arah, satu tujuan adalah kunci,” ungkapnya, Senin (14/7), saat menerima audiensi dari jajaran BKKBN Provinsi Jawa Tengah.

Baca Juga:Warna-warni Jateng di Balikpapan: UMKM Cemerlang, Transaksi Tembus Rp452 JutaTak Ada Lagi Biaya di SMA Negeri Jateng: Sebuah Komitmen Senyap yang Berjalan Sejak 2020

Ia ingin setiap langkah terukur, setiap intervensi tepat sasaran. Evaluasi harus berbasis bukti, bukan sekadar laporan. Karena stunting bukan sekadar angka, melainkan tentang masa depan anak-anak yang hari ini memandang dunia dari pelupuk kemiskinan dan keterbatasan.

BKKBN menyambut harapan itu dengan semangat Ngopeni lan Nglakoni—bukan hanya peduli, tapi turut mengupayakan. Kepala Perwakilan BKKBN Jateng, Eka Sulistia Ediningsih, menegaskan komitmennya. Ia menyebut, seluruh program akan diarahkan pada pencegahan dari hulu, dengan pendekatan berbasis nama dan alamat.

“Pak Gubernur memberi arahan jelas—rancang sinergi prioritas, libatkan penyuluh KB, tim pendamping keluarga, hingga PPKBD. Semua harus turun tangan, dari desa hingga kota, dari data hingga aksi,” ujar Eka.

Rangkaian program seperti Super Apps Bangga Kencana, Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), hingga Lansia Berdaya pun akan digerakkan dengan daya baru.

Tak ada lagi ruang bagi kerja sendiri-sendiri. Kini, Jawa Tengah bersiap menyulam kerja kolektif, menjahit harapan lewat strategi yang terukur.

Karena di balik angka stunting, ada wajah-wajah mungil yang berhak tumbuh kuat. Ada ibu yang mendambakan anak sehat. Ada ayah yang menggenggam cita-cita besar untuk masa depan.

Dan kini, sinergi itu bergerak. Dari ruang kantor gubernur ke desa-desa terpencil. Dari layar data ke dapur-dapur keluarga. Dari kebijakan ke kehidupan. Demi Jawa Tengah yang sehat, sejahtera, dan berdaya. (*)

0 Komentar