RADARCIREBON.TV — Bukan lewat konferensi pers megah, bukan pula lewat unggahan video glamor. Persib Bandung memilih cara yang jauh lebih sederhana namun sarat makna: seikat kata di atas papan bunga. Di jantung Kota Bandung, tepatnya di Jalan Asia Afrika, sebuah karangan bunga berdiri tegak, bertuliskan “Wilujeng Sumping di Persib.” Tanpa nama. Tanpa wajah.
Sampai akhirnya, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, membubuhkan satu nama di papan itu: Frans Putros, disertai bendera Irak. Sebuah cara yang unik namun penuh simbol—bahwa sang pemain telah resmi menjadi bagian dari keluarga Maung Bandung.
Frans Dhia Jirjis Haddad Putros. Nama lengkapnya seolah melukiskan persimpangan identitas yang kaya akan cerita. Lahir di Denmark, namun memilih mengabdikan diri untuk tanah leluhurnya, Irak. Kini, pada usia 32 tahun, ia menjejakkan kaki di tanah Pasundan, membawa pengalaman, kekuatan, dan harapan besar untuk memperkokoh lini belakang Pangeran Biru.
Baca Juga:Frans Putros Resmi Gabung Persib Bandung, Perkuat Lini BelakangWow!! Lucas Piazon Mantan Wonderkid Chelsea dan Timnas Brazil Dirumorkan Gabung Persib, BRI Liga 1 Makin Ketat
Putros bukan bek sembarangan. Ia datang ke Bandung dengan jejak panjang yang sarat pengalaman. Pernah mengabdi untuk klub-klub mapan di Denmark seperti Viborg, Hobro IK, Silkeborg, hingga Aarhus, sebelum kemudian hijrah ke Thailand. Di negeri Gajah Putih, ia membela Port FC selama dua musim, bersanding dengan pemain Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam. Total 95 penampilan, lima gol, dan tujuh assist menjadi bukti kontribusinya di atas lapangan.
Kini, Putros datang untuk tantangan baru: Liga Super Indonesia dan AFC Champions League Two 2025/2026. Dua kompetisi yang akan menguras tenaga dan mental. Tapi justru di sanalah makna kehadirannya begitu vital.
“Kedalaman skuad menjadi aspek krusial yang sangat diperhatikan Coach Bojan. Musim ini, Persib akan berjuang di dua kompetisi besar sekaligus. Dibutuhkan rotasi dan kualitas pemain yang merata,” ujar Deputy CEO PT Persib Bandung Bermartabat, Adhitia Putra Herawan.
Dengan tinggi badan 1,83 meter, ia bukan hanya tembok pertahanan, tapi juga pemimpin yang tenang. Dalam 20 caps bersama Timnas Irak, ia sudah terbiasa menghadapi tekanan, mengawal lini belakang dari gempuran lawan. Mental bertandingnya telah terasah di berbagai atmosfer sepak bola—dari Skandinavia yang dingin hingga Asia Tenggara yang panas dan menggigit.
Kehadiran Putros juga membawa warna baru dalam dinamika tim. Ia pemain yang lugas, kuat dalam duel udara, dan piawai membaca arah serangan lawan. Namun lebih dari itu, ia datang dengan semangat baru yang siap menyatu dalam irama “Sapatu Biru”.
Bandung menyambutmu, Putros. Di kota tempat legenda diciptakan dan dicintai. Di klub yang tak hanya bermain untuk trofi, tapi untuk kebanggaan sebuah bangsa yang bernama Bobotoh.
Wilujeng sumping, Frans Putros. Kini, namamu bukan hanya di papan bunga. Tapi akan tertulis di lembar-lembar sejarah Maung Bandung yang terus mengejar kejayaan.