Geger Mas Menteri dan Jejak Laptop 1,9 Triliun di Kemendikbudristek: 4 Tersangka, 2 Sudah Ditahan

Nadiem Anwar Makarim
Mantan Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim kini tengah menghadapi peroaalan terkait pengadaan Chromebook Foto : Instagram nadiem
0 Komentar

Tak hanya sistem operasi yang jadi soal. Kejagung juga menyebut adanya pertemuan antara Nadiem Makarim dan perwakilan Google—William serta Putri Datu Alam. Di sanalah dibahas co-investment dari Google sebesar 30 persen. Tawaran menarik, setidaknya di atas kertas. Namun, dalam praktiknya, program ini justru menjadi jalan tikus bagi tikus-tikus berdasi yang memutar jalur pengadaan agar sesuai rencana awal.

Pada 6 Mei 2020, rapat daring bersama Nadiem Makarim digelar. Hadir di sana: Jurist Tan, Sri Wahyuningsih, Mulyatsyah, dan Ibrahim Arief. Sebuah momen yang kini dicatat sebagai bagian dari rangkaian perkara besar.

Dari empat tersangka, dua telah ditahan: Sri Wahyuningsih dan Mulyatsyah. Ibrahim Arief menjadi tahanan kota karena alasan kesehatan. Sementara Jurist Tan—yang disebut berkali-kali dalam kronologi—masih berada di luar negeri.

Dan Nadiem?

Baca Juga:Ini Dia Fakta-fakta Mengejutkan Soal Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI yang Berani Gebrak Nadiem MakarimNadiem Makarim Tegas Putuskan Seluruh Sekolah Tidak Dapat Dana Bos Lagi

Ia belum berstatus apa pun. Asas praduga tak bersalah tetap harus dijaga. Tapi benang merah telah digambar jelas. Arahan langsung, grup diskusi sebelum dilantik, dan rapat yang dipimpin langsung oleh staf khususnya menempatkan namanya dalam bayang-bayang.

Korupsi dalam dunia pendidikan bukan sekadar pencurian uang negara. Ia mencuri masa depan. Chromebook yang harusnya jadi jembatan belajar, malah berubah jadi batu sandungan digital.

Kini, publik menanti: apakah hukum bisa menjangkau mereka yang berada di balik semua keputusan strategis itu? Atau, seperti biasa, kita hanya akan menyaksikan tumbangnya pelaksana teknis, sementara konseptor melenggang bebas di panggung startup berikutnya?

“Mas Menteri,” kini bukan hanya gelar akrab. Tapi juga mungkin jadi nama sebuah babak baru dalam sejarah pendidikan yang tak selesai-selesai diuji.

Semoga Mas Menteri yang awal kemunculannya melalui bisnis startup di Indonesia, bisa menyelesaikan persoalan ini dengan cepat.

0 Komentar