Sri Aminah sempat kehilangan arah setelah kecelakaan tragis di Tol Cisumdawu merenggut dua guru yang menemaninya dalam perjalanan membawa siswa tampil di pentas seni. Namun, semangat anak-anak istimewa di SLB B YPLB Majalengka menjadi cahaya yang menguatkannya untuk bangkit dan kembali mengabdikan diri lewat pendidikan berbasis seni dan karakter.
Menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus bukan hanya soal mengajar, tetapi juga soal kesabaran dan ketulusan. Profesi ini penuh tantangan, namun bisa menjadi ladang pengabdian luar biasa, dan itulah yang dijalani oleh Sri Aminah, Kepala SLB B YPLB Majalengka, yang telah mendedikasikan hidupnya sejak tahun 1989.
Perjalanan Sri tidak selalu mulus. Pada tahun 2023, ia mengalami musibah saat sedang dalam perjalanan membawa siswa untuk tampil di pentas seni. Kecelakaan terjadi di Tol Cisumdawu dan menyebabkan puluhan luka-luka serta dua korban meninggal dunia dari rombongan. Peristiwa ini sempat membuat Sri terpukul dan berpikir untuk meninggalkan dunia pendidikan.
Baca Juga:KPM Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon 2025 – VideoJabatan Sekda Diisi Plt – Video
Namun, semangat anak-anak didiknya menjadi kekuatan terbesar bagi Sri untuk bangkit. Ia kembali melanjutkan perjuangannya sebagai pendidik dengan membina siswa dan guru melalui pendekatan seni dan vokasi, hingga akhirnya mereka meraih prestasi di tingkat provinsi dan menginspirasi sekolah lain lewat karya dan pertunjukan yang mereka ciptakan.
Sementara itu, Sri bersama timnya juga mengembangkan konsep pembelajaran berbasis karakter dengan pendekatan seni bernama Panca Waluya yang memiliki visi “Asik Tandang Sae”. Hal ini membawa sekolah menjadi tempat yang menyenangkan, penuh nilai moral, kreativitas, dan harapan. Dari sekolah kecil di Majalengka, semangat besar itu kini memberi inspirasi ke banyak tempat.