RADARCIREBON.TV – Insiden flare yang menyelimuti Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dalam laga antara Persebaya Surabaya vs PSS Sleman pada Jumat malam (18/7/2025) kembali menjadi sorotan. Pertandingan persahabatan yang seharusnya menjadi ajang perayaan HUT ke-98 Persebaya itu justru diwarnai asap pekat dari flare yang dinyalakan di banyak titik tribun.
Untungnya, laga tersebut bukanlah pertandingan resmi Liga 1, melainkan uji coba yang digelar sebagai bagian dari launching tim Persebaya musim 2025/2026. Jika insiden serupa terjadi dalam laga resmi, bukan tidak mungkin klub dan suporternya akan menghadapi sanksi berat dari PSSI.
Penggunaan flare dalam pertandingan sepak bola secara tegas dilarang, baik oleh FIFA maupun oleh PSSI. Larangan ini termaktub dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations dan Kode Disiplin PSSI. Meski kerap dianggap sebagai simbol euforia dan fanatisme, flare sesungguhnya mengandung risiko besar terhadap keselamatan dan jalannya pertandingan.
Berikut adalah alasan utama mengapa penggunaan flare tidak diperbolehkan:
Bahaya Kebakaran dan Cedera
Baca Juga:Final!!! Persebaya Menang 1- 0 Atas PSS Sleman, Stadion GBT Penuh Asap Tebal Gara-gara Flare!! Bruno Moreira Cetak Gol, Selamatkan Wajah Persebaya, Pertandingan Dihentikan Karena Asap Flare
Flare menghasilkan suhu tinggi dan percikan api yang dapat menimbulkan luka bakar serius. Dalam kondisi stadion yang padat, potensi flare mengenai penonton, pemain, atau petugas sangat tinggi. Asap yang dihasilkan juga mengganggu pernapasan dan dapat memicu serangan asma atau sesak napas.
Mengganggu Jalannya Pertandingan
Flare dapat menurunkan visibilitas di lapangan, mengganggu konsentrasi pemain dan wasit, serta menyebabkan laga ditunda atau bahkan dihentikan. Seperti yang terjadi dalam laga Persebaya vs PSS, pertandingan dihentikan pada menit-menit akhir akibat kepulan asap yang menyelimuti stadion.
Pelanggaran Hukum
Selain melanggar aturan sepak bola, penggunaan flare di area publik juga dapat dikategorikan sebagai tindak pidana sesuai hukum yang berlaku. Pelakunya bisa dikenai sanksi hukum berupa denda atau bahkan pidana kurungan.
PSSI tidak main-main dalam menegakkan aturan ini. Sejumlah klub telah dikenai denda puluhan hingga ratusan juta rupiah akibat ulah suporter mereka yang menyalakan flare. Dalam kasus tertentu, klub bahkan dijatuhi hukuman larangan bertanding di kandang tanpa penonton.
Meski insiden di GBT kali ini tidak berdampak langsung pada klasemen atau sanksi resmi dari operator liga, namun tetap menjadi peringatan penting bagi seluruh elemen suporter. Fanatisme tidak boleh dibayar dengan risiko keselamatan.