RADARCIREBON.TV – Saat asa hampir pupus dan tekanan suporter mulai terasa menggetarkan dinding Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, satu nama tampil sebagai pahlawan.
Bruno Moreira, gelandang asal Brasil yang selama ini lebih dikenal sebagai pengatur tempo, mendadak menjelma menjadi penyelamat Persebaya Surabaya. Lewat sepakan akuratnya di menit ke-71, Bruno memecah kebuntuan dan membawa Bajul Ijo unggul atas PSS Sleman dengan skor tipis 1-0, Sabtu malam (19/7).
Gol tersebut terasa seperti oase di tengah padang tandus. Selama 70 menit sebelumnya, Persebaya dibuat frustrasi oleh kokohnya pertahanan Super Elja. Cleberson dan barisan belakang PSS tampil disiplin, rapat, dan tidak canggung menghalau setiap gelombang serangan. Padahal, di atas kertas, kualitas skuad Persebaya jelas berada jauh di atas tamunya itu. Namun seperti kata orang bijak: pertandingan tak pernah ditentukan hanya oleh nama besar.
Baca Juga:Ketat!! Persebaya Surabaya Digembok PSS Sleman!! Babak Pertama Masih 0-0Gali Freitas, Pemain Kunci Persebaya dari Timor Leste
Momen magis itu datang saat lini tengah Persebaya mulai menemukan celah. GBT pun meledak. Teriakan histeris Bonek menggema ke seluruh penjuru stadion. Wajah para pemain Persebaya yang tegang berubah lega dalam sekejap.
Namun euforia itu tidak bertahan lama. Dalam ledakan emosi dan kegembiraan, suporter Persebaya menyalakan flare berwarna-warni di berbagai sudut tribun. Asap mulai membumbung tinggi dan perlahan menyelimuti lapangan. Pemandangan yang awalnya penuh semangat berubah menjadi kekhawatiran. Visibilitas terganggu. Wasit dan ofisial pertandingan tak punya pilihan selain menghentikan laga untuk sementara waktu.
Insiden ini menjadi pengingat keras: cinta dan semangat mendukung klub tidak bisa disalurkan dengan cara yang membahayakan. Walau gol Bruno adalah penyelamat wajah Persebaya malam itu, tindakan suporter nyaris mencoreng kemenangan yang sudah di depan mata.
Laga memang kembali dilanjutkan setelah jeda beberapa menit, namun atmosfernya sudah berbeda. Para pemain fokus menjaga skor, dan PSS tak mampu membalas hingga peluit panjang berbunyi. Persebaya memang menang. Tapi sorotan malam itu bukan cuma soal skor,
melainkan tentang bagaimana sebuah gol bisa menyelamatkan klub, dan bagaimana euforia bisa nyaris merusaknya.