RADARCIREBON.TV- Kamu sering pakai WhatsApp buat telepon atau video call? Nah, kabarnya pemerintah lagi mempertimbangkan buat membatasi layanan kayak gitu, lho.
Nggak cuma WhatsApp, tapi juga aplikasi lain yang pakai teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP), alias nelpon lewat internet.
Lho, kenapa dibatasi? Jadi begini, menurut pemerintah, selama ini yang keluar duit gede buat bangun jaringan internet itu para operator seluler.
Baca Juga:Awas WhatsApp Anda Tidak Aman Karena Penyadapan!Mirip WhatsApp! Fitur Baru Google Messages Bikin SMS di Android Makin Canggih
Sementara aplikasi-aplikasi kayak WhatsApp, Telegram, dan sejenisnya tinggal numpang lewat aja tanpa ikut kontribusi ke pembangunan jaringan.
“Tujuannya (diregulasi panggilan WhatsApp dan lainnya) agar sama-sama menguntungkan. Sekarang kan nggak ada kontribusi dari teman-teman OTT itu, berdarah-darah yang bangun investasi itu operator seluler,” kata Denny Setiawan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Contohnya nih, di Uni Emirat Arab, WhatsApp cuma bisa dipakai buat chatting doang. Mau telepon atau video call? Nggak bisa. Nah, sistem kayak gitu yang katanya lagi dipertimbangkan juga buat diterapkan di Indonesia.
Tapi tenang dulu, ini semua masih sebatas wacana alias baru rencana awal. Pemerintah masih bakal ngobrol panjang lebar sama banyak pihak sebelum keputusan apa pun dibuat.
Kalau memang pembatasan kayak di UEA nggak memungkinkan, ada opsi lain juga. Misalnya, aplikasi-aplikasi itu diwajibkan punya standar kualitas layanan alias Quality of Service (QoS).
Karena selama ini, banyak layanan telepon atau video call di aplikasi internet yang kualitasnya seadanya banget.
Intinya sih, pemerintah pengen cari solusi yang adil buat semua pihak—masyarakat tetap bisa nikmatin layanan, tapi operator yang udah keluar banyak biaya juga nggak rugi-rugi amat.
Baca Juga:Arai Agaska Sabet Poin di Donington Park, Siap Gas Lagi di Hungaria!Trump Sebut Dapat Akses Penuh Tembaga RI, Menteri ESDM: Ekspor Tetap Ikuti Aturan
“Masih wacana, masih diskusi. Artinya, kita cari jalan tengah, bagaimana (memenuhi) layanan masyarakat, tetap butuh kan WA ini. Tapi untuk yang membutuhkan kapasitas besar ini kan butuh kontribusi, operator yang bangun tapi nggak dapat apa-apa,” tambah Denny.