Marc Marquez, Jalan Panjang Sang Baby Alien di MotoGP, Pernah Jadi Musuh Bebuyutan Valentino Rossi 

MotoGP 2025
Francesco Bagnaia hadapi penyesuaian terhadap teknologi GP25 terbaru. Foto: Instagram @ducaticorse- Tangkapan layar/radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Dalam sejarah panjang MotoGP, hanya sedikit rivalitas yang membekas dalam ingatan publik seperti antara Marc Marquez dan Valentino Rossi. Keduanya bukan sekadar pembalap hebat—mereka ikon lintasan, dua generasi emas yang akhirnya berselisih di panggung paling bergengsi dunia balap motor.

Segalanya memanas pada musim 2015. Saat itu, Rossi tengah berjuang meraih gelar ke-10 yang legendaris. Namun, harapannya kandas dalam kontroversi panas, dengan Marc Marquez disebut-sebut sebagai biang kerok.

Valentino Rossi menuding Marquez sengaja “mengganggu” dan “bermain politik lintasan” dalam perebutan gelar dunia antara dirinya dan rekan setim Marquez saat itu, Jorge Lorenzo. Rossi bahkan menuduh Marquez tidak netral, dan justru membantu Lorenzo merebut gelar dunia dengan cara menghambat Rossi di lintasan.

Baca Juga:Marc Marquez Mendominasi MotoGP 2025, Tapi Teknologi GP25 Terbaru Tidak Menguntungkan Francesco Bagnaia?Pecahkan Rekor Kemenangan 5 Kali Secara Beruntun, Marc Marquez Hanya Fokus Raih Juara Dunia MotoGP 2025.

Puncak konflik meledak di Sepang, Malaysia. Dalam balapan yang dikenal sebagai “Sepang Clash”, Rossi dan Marquez bersenggolan hingga Marquez terjatuh. Banyak yang menilai Rossi terlalu agresif, sementara pendukung The Doctor menilai itu adalah reaksi atas provokasi Marquez yang terus membayangi tanpa berniat menyalip.

Akibat insiden itu, Rossi dijatuhi penalti start dari posisi paling belakang di seri penutup di Valencia. Mimpinya meraih gelar ke-10 pun buyar. Hubungan keduanya membeku sejak saat itu. Tak ada lagi salaman, tak ada pelukan podium. Yang tersisa hanyalah tatapan dingin dan komentar pasif-agresif di media.

Namun di balik kisruh itu, tak bisa disangkal bahwa Marc Marquez punya jalan panjang yang luar biasa di MotoGP. Dijuluki “The Baby Alien”, Marquez naik ke kelas premier pada 2013 dan langsung mencetak sejarah sebagai juara dunia termuda MotoGP.

Gaya balapnya yang agresif, kemampuan menahan motor nyaris tergelincir, dan keberanian menyalip di tikungan sempit membuatnya segera menjadi favorit publik dan momok bagi lawan. Ia meraih gelar dunia pada 2013, 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2019, menjadikannya salah satu pembalap tersukses sepanjang masa.

Namun, jalan Marquez tak selalu mulus. Cedera patah lengan kanan pada 2020 menghantam kariernya keras. Operasi demi operasi dijalani, musim terlewati, dan performa menurun. Dunia menyaksikan bagaimana sang juara berjuang untuk kembali, bukan hanya ke lintasan, tapi ke level tertingginya.

Kini, pada usia yang makin matang dan dengan tim baru Gresini Ducati, Marquez tengah mencari babak baru dalam kariernya. Rivalitas dengan Rossi mungkin sudah menjadi bagian sejarah, tapi warisan keduanya masih terasa di setiap balapan.

Jika Rossi adalah legenda masa lalu, maka Marquez adalah pahlawan era transisi. Dan dunia MotoGP belum benar-benar bisa melepaskan diri dari bayang-bayang mereka berdua.

0 Komentar