Laga ini mungkin hanya satu dari sekian banyak pertandingan dalam kalender Liga 1. Tapi untuk Ciro Alves, ini adalah panggung di mana kenangan dan profesionalisme saling bertabrakan. Ia bermain untuk Malut, tapi ia tak bisa menghapus sepenuhnya jejak Persib dari hatinya.
Saat peluit dibunyikan, mungkin yang terlihat adalah sosok Ciro yang berlari dan berjuang untuk Malut United. Namun di dalam dirinya, ada Ciro yang menatap ke arah tribun biru dan berbisik dalam hati, “Terima kasih, Bandung. Aku tidak pernah lupa.”
Dan jika malam itu gol tercipta dari kakinya, stadion mungkin akan bergemuruh. Tapi Ciro Alves akan berdiri tegak, tanpa selebrasi. Sebab bagi lelaki yang tahu cara menghormati cinta lama, diam adalah bentuk kasih yang paling dalam.