RADARCIREBON.TV – Iklim politik di tubuh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon memanas setelah Ketua KONI, Sutardi Raharja, mengungkapkan dirinya diduga dipaksa untuk melepaskan jabatannya. Konflik internal ini semakin memuncak dengan adanya tudingan upaya sistematis untuk melemahkan posisi Sutardi, yang bersikukuh tak akan menyerah sedikit pun.
Drama ini bermula pada Kamis (25/7/2025) lalu, ketika Sutardi Raharja dipanggil dalam sebuah pertemuan tertutup oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Cirebon, Jois Putra. Pertemuan yang disaksikan oleh Kabid Olahraga Dispora, Asep Jamaludin, menjadi titik awal ketegangan.
“Pak Jois meminta saya mundur. Saat saya tanya alasannya apa, dia tidak menjawab. Saya lihat ini ada penggembosan. Saya siap perang, tidak akan mundur selangkah pun,” tegas Sutardi, yang akrab disapa Tardi, kepada media di ruang kerjanya kemarin (26/7/2025). Tardi menuntut penjelasan jika memang ada kesalahan yang ia perbuat, seraya menegaskan bahwa dirinya terpilih melalui proses yang sah secara organisasi.
Baca Juga:Sanksi Kadispora Jika Sudah Ada Laporan Pelanggaran Dari Inspektorat – VideoSidang Lanjutan Perkara Yuliarso Vs Koni Kota Cirebon & BPR Bank Cirebon – Video
Lebih lanjut, Tardi mengungkapkan bahwa Plt Kadispora dalam pertemuan itu mengklaim telah berkomunikasi dengan pengurus KONI Jawa Barat, khususnya Zaenal Arif. Dari komunikasi tersebut, Jois disebut-sebut mendapat arahan untuk menyelesaikan kisruh internal KONI Kabupaten Cirebon. Bahkan, isu mosi tidak percaya dari beberapa Pengurus Cabang (Pengcab) terhadap kepemimpinannya juga disebut telah mendapat dukungan. Menanggapi hal ini, Tardi menyatakan akan melawan segala upaya pemakzulan yang tidak sesuai dengan mekanisme organisasi. “Saya akan berontak jika ada yang memakzulkan Ketua KONI tanpa mekanisme yang benar. Ini organisasi, bukan arena adu kekuasaan,” tukasnya.
Di sisi lain, Plt Kadispora Jois Putra membenarkan adanya pertemuan dengan Ketua KONI Sutardi Raharja. Ia menjelaskan bahwa pemanggilan tersebut berkaitan dengan informasi mengenai mundurnya beberapa pengurus KONI, termasuk Bendahara Umum (Bendum) dan Sekretaris. “Kalau seperti itu, kira-kira KONI itu sehat tidak?” tanya Jois, mempertanyakan kondisi internal organisasi.
Jois membantah keras tudingan bahwa dirinya meminta Sutardi untuk mundur. Ia menegaskan kapasitasnya saat mengundang Ketua KONI adalah sebagai dewan pembina, dan pemanggilan dilakukan dalam rangka pembinaan. “Saya cuma manggil. Bukan minta mundur. Menanyakan terkait informasi ada beberapa cabor yang melakukan gerakan mosi tidak percaya. Saya tanyakan itu kenapa? Selaku Plt Kadispora, selaku Dewan Pembina, saya harus bergerak cepat,” terang Jois.