Timnas Indonesia U-23 Punya Sejarah Kelam!! Tak Pernah Menang Lawan Vietnam U-23

Timnas Indonesia
Indonesia, akan memainkan dua laga pertama secara berurutan, sebelum istirahat saat Match day terakhir. Foto: Ig timnasindonesia/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Bicara sepak bola Asia Tenggara, ada satu kutukan yang tak pernah benar-benar sirna bagi Timnas Indonesia U-23: Vietnam. Bukan hanya menjadi lawan tangguh, Vietnam U-23 tampaknya sudah jadi semacam “mimpi buruk resmi” dalam sejarah panjang perjalanan Garuda Muda.

Mari kita buka lembaran sejarah, yang sayangnya lebih mirip daftar penderitaan. Dalam tujuh pertemuan terakhir, Indonesia U-23 tidak sekalipun menang atas Vietnam U-23. Iya, Anda tidak salah baca—tidak satu pun kemenangan. Enam kali kalah, satu kali imbang, dan sisanya adalah luka yang tak pernah benar-benar sembuh.

Berikut catatan lengkapnya:

ASEAN Cup 2023: Indonesia 0-0 Vietnam (kalah adu penalti 5-6)

SEA Games 2021: Vietnam 3-0 Indonesia

SEA Games 2019: Indonesia 0-3 Vietnam

SEA Games 2019: Vietnam 2-1 Indonesia

Kualifikasi Piala AFC U-23: Indonesia 0-1 Vietnam

SEA Games 2017: Vietnam 0-0 Indonesia

SEA Games 2015: Vietnam 5-0 Indonesia

Kalau ini adalah kompetisi masak mie instan, mungkin kita bisa bilang masih dalam proses didihkan air. Tapi ini sepak bola. Dan ini adalah deretan skor yang jika dijadikan mural, akan lebih cocok menghiasi dinding ruang penderitaan ketimbang ruang juang.

Baca Juga:Jaya Hartono Ungkap Syarat Emas untuk Timnas Indonesia U‑23 di Final AFF U‑23 2025Jelang Final Kontra Vietnam, Timnas Indonesia U-23 Dapat Peringatan Serius: Jangan Terbuai Euforia!

Sementara kita masih sibuk menambal masalah klasik mulai dari kualitas rumput stadion, polemik pemilihan pelatih, hingga drama federasi, Vietnam sudah jauh melesat. Mereka tak lagi melihat Indonesia sebagai rival, mungkin lebih sebagai korban statistik.

Vietnam, dengan sistem pembinaan pemain muda yang konsisten, akademi sepak bola modern, dan investasi jangka panjang, perlahan-lahan naik kelas. Mereka tak lagi menari di kubangan euforia sesaat, tapi menulis ulang peta kekuatan sepak bola ASEAN.

Sebaliknya, kita masih rajin mengandalkan “semangat juang tinggi” dan jargon nasionalisme akut saat turnamen mendekat, sembari melupakan bahwa sepak bola bukan hanya soal nyanyian keras dari tribun, tapi juga soal sistem.

Jelang laga final AFF U-23 2025, publik mulai berharap: apakah ini waktunya Indonesia pecah telur melawan Vietnam? Tapi lagi-lagi, harapan tanpa perbaikan struktural tak ubahnya seperti menunggu bus di halte yang tak punya jadwal.

0 Komentar