Ini menunjukkan bahwa kebijakan ini bersifat universal dan tidak pandang bulu kepada siapa pun termasuk rekrutan baru.
Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari pihak pemain ataupun agen mereka terkait klausul baru ini. Namun secara publik, banyak pihak mempertanyakan apakah langkah ini merupakan solusi jangka panjang atau hanya pendekatan sementara akibat performa buruk musim lalu.
Beberapa pengamat menyoroti bahwa disiplin keras bisa memicu ketegangan internal bila tidak diimbangi komunikasi transparan antara klub dan pemain. Di sisi lain, fans berharap ini merupakan awal pemulihan citra dan prestasi MU ke jalur kembali bersaing di level Eropa.
Baca Juga:Matheus Cunha Tak Gentar Jadi Ujung Tombak Serangan Manchester UnitedKapan Pemain Baru MU Bryan Mbeumo mulai Main di Laga Manchester United
Artinya dengan rancangan kontrak baru yang lebih ketat, MU berusaha merekonstruksi budaya profesionalisme yang mungkin sempat tergerus.
Bila dijalankan dengan konsisten, strategi ini dapat membentuk skuad yang lebih disiplin, bertanggung jawab, dan sadar citra.
Langkah ini bisa menjadi fondasi bagi munasifikasi performa yang sebelumnya jauh dari standar klub “Big Six” Liga Inggris.
Ke depan, publik dan manajemen tentu berharap akan ada hasil nyata berupa peningkatan performa, lebih banyak clean sheet, dan produktivitas gol yang lebih tinggi.
Klausul wajib bagi semua pemain MU tahun ini.
- Reaksi terhadap performa buruk musim lalu (posisi ke‑15 Liga Inggris).
- Fokus pada perilaku di luar lapangan: berpakaian, interaksi, ketepatan.
- Menyasar semua pemain termasuk rekrutan baru.
Tujuanya adalah untuk memulihkan profesionalisme dan budaya klub yang hilang.
Dengan prosedur tegas ini, Manchester United mencoba mereset kembali identitas mereka sebagai klub yang tidak hanya kuat di lapangan, tetapi juga patuh terhadap standar global profesionalisme.