RADARCIREBON.TV — Dusan Vlahović kini dikenal sebagai salah satu penyerang muda paling menjanjikan di Eropa. Namun di balik sorotan kamera dan gemerlap Serie A, perjalanan kariernya penuh kerja keras, keputusan berani, dan persahabatan yang turut membentuk karakternya sebagai pemain.
Lahir pada 28 Januari 2000 di Beograd, Serbia, Dusan Vlahović memulai perjalanan sepak bolanya dari klub kecil Altina Zemun. Tak butuh waktu lama, bakatnya menarik perhatian Red Star Belgrade, namun kemudian ia bergabung dengan rival sekota, Partizan Belgrade, klub yang memberinya panggung besar pertama dalam karier profesional.
Pada usia 15 tahun, ia menandatangani kontrak profesional, dan saat berumur 16 tahun, Vlahović mencetak rekor sebagai debutan termuda Partizan. Di klub inilah ia bertemu dengan sahabat sepermainannya, Strahinja Pavlović, yang kini juga bermain untuk tim nasional Serbia sebagai bek tengah.
Baca Juga:Vlahovic Siap Bergabung dengan AC Milan! Alasan, Negosiasi Kini Mulus, dan Kitty Chek Layar Hingga AgustusDrama Transfer! Vlahovic Siap Tikung Jalan ke San Siro!
Keduanya dikenal sangat dekat sejak akademi. Vlahović striker, Pavlović bek. Mereka sering berlatih satu lawan satu, saling mengasah kemampuan. Dalam beberapa wawancara, Vlahović menyebut Pavlović sebagai “partner latihan yang paling jujur dan kompetitif.”
Tahun 2018, Fiorentina memboyong Vlahović ke Italia. Meski sempat kesulitan beradaptasi, musim 2020/2021 menjadi titik balik. Ia mencetak 21 gol di Serie A dan terpilih sebagai Pemain Muda Terbaik Liga Italia. Saat itu, nama Vlahović mulai diperbincangkan di Eropa. Klub-klub seperti Arsenal, Tottenham, hingga Atletico Madrid mengincarnya.
Namun Juventus bergerak cepat. Pada Januari 2022, Vlahović resmi bergabung dengan Si Nyonya Tua dengan nilai transfer sekitar €70 juta. Transfer ini menjadi salah satu yang termahal dalam sejarah Serie A untuk pemain muda.
Bersama Juventus, Vlahović langsung mencetak gol pada debutnya dan menjadi pencetak gol tercepat debut Liga Champions dalam sejarah klub (33 detik). Namun kariernya tidak selalu mulus. Ia mengalami cedera pangkal paha yang berulang, dan sistem bermain Juventus yang defensif membuatnya sering kesulitan mendapat suplai bola.
Meski begitu, Vlahović tetap menjadi top skor klub dalam dua musim berturut-turut. Duetnya di timnas dengan Aleksandar Mitrović juga dianggap sebagai salah satu pasangan striker terbaik di Eropa Timur.