Dan Son menuruti itu. “Aku bisa menikah nanti setelah pensiun. Sekarang aku ingin memberikan seratus persen untuk karierku. Aku hanya punya satu kesempatan melakukan ini,” katanya dalam wawancara dengan media Korea.
Di Timnas Korea Son adalah kapten pemimpin spiritual dan simbol harapan. Ia membela Korea di Piala Dunia 2014 2018 dan 2022. Ia memimpin skuad meraih medali emas Asian Games 2018 menyelamatkan diri dari wajib militer penuh satu momen yang ia rayakan dengan pelukan diam bukan selebrasi liar.
Di Piala Dunia 2022 air matanya mengalir saat membawa Korea lolos dari fase grup. Ia bukan hanya pemain tapi wajah dari seluruh generasi sepak bola Korea.
Baca Juga:Live Skor Tottenham Vs Newcastle 1-1, Laga Imbang Tapi Bikin Nangis Supporter Tottenham! Kenapa?Usai Laga Melawan Newcastle Pemain Tottenham Son Heung Min menangis, Ini Alasannya
Pada 3 Agustus 2025 dalam laga uji coba Tottenham vs Newcastle di Seoul yang berakhir imbang satu sama satu Son memainkan laga terakhirnya sebagai pemain Spurs di hadapan rakyatnya sendiri. Ia mengenakan ban kapten. Saat ditarik keluar satu stadion berdiri. Ia membungkuk ke arah tribun menahan air mata. Momen itu bukan sekadar perpisahan melainkan penutup dari sembilan tahun pengabdian tanpa cela.
Kini di usia 32 Son dikabarkan akan pindah ke MLS memulai babak baru di Amerika. Tapi warisannya abadi. Ia telah menjadi pemain Asia tersukses di Eropa legenda Tottenham dan simbol kerja keras yang tidak pernah minta disanjung.
Son Heung-min bukan sekadar pesepakbola. Ia adalah gambaran sempurna dari pengorbanan bakti seorang anak pada ayahnya kesetiaan pada impian dan bukti bahwa untuk menjadi legenda seseorang harus siap mengorbankan hampir segalanya termasuk cinta.