Permintaan audiensi kepada Walikota belum juga dikabulkan. Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Cirebon dan Fordisma 45 sekali lagi melayangkan surat permintaan audiensi kepada tiga lembaga sekaligus.
Tak juga ditanggapi, mahasiswa yang tergabung dalam Gugatan Rakyat Cirebon (GRC) dan Fordisma’45 kembali melayangkan surat permintaan audiensi kepada tiga lembaga, yakni Pemerintah Kota Cirebon, DPRD Kota Cirebon, dan Polres Cirebon Kota.
Surat permintaan audiensi kembali dikirimkan karena selama ini Pemerintah Kota Cirebon belum serius menyelesaikan permasalahan Kopi Luhur. Dari hasil survei yang dilakukan mahasiswa pada 3 Agustus lalu, warga mengeluhkan tiga titik sumur bor yang digarap Pemkot belum dapat digunakan.
Baca Juga:Pengurus DPD Partai Nasdem Kab. Cirebon Dilantik – VideoJigus Jadi Figur Mahal Untuk Kontestasi Pilkada 2029 – Video
Kendati hanya mengubah format, GRC dan Fordisma’45 masih menuntut tiga hal, di antaranya: mendesak Pemkot membuat kebijakan khusus TPA, merealisasikan visi-misi yang selama ini dicanangkan, serta mengevaluasi kinerja Pemkot agar tidak melakukan rotasi dan mutasi pejabat sebelum masalah TPA Kopi Luhur dan Argasunya diselesaikan.
Mahasiswa mengharapkan tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikan masalah tanpa harus menebar janji.