Dibuang Tanpa Salam, David De Gea Balik ke Old Trafford Bawa Kenangan dan Dendam!

David De Gea
David De Gea bakal pulang ke Man UTD sebagai lawan Foto: Ig de Gea
0 Komentar

RADARCIREBON.TV – Teater mimpi tak pernah kehilangan dramanya. Sabtu ini, panggung Old Trafford kembali menyusun skenario yang sarat ironi: David de Gea kembali. Tapi jangan salah sangka, ia tidak kembali untuk berdiri tegap di bawah mistar Manchester United. Ia datang sebagai musuh. Sebagai kiper Fiorentina.

Ya, 12 tahun loyalitas, 545 penampilan, dan 190 clean sheet tampaknya cukup untuk mengukir nama De Gea di dinding kenangan, tapi tidak cukup untuk mendapat perpisahan yang layak dari klub yang dulu dielukannya. Kini, dua tahun sejak terakhir kali berseragam merah, kiper asal Spanyol itu akhirnya bisa mengucapkan selamat tinggal. Ironisnya, dalam seragam ungu.

De Gea menuliskan sepatah kalimat pendek di akun X pribadinya:

“United Road. Sampai jumpa di hari Sabtu.”

Singkat. Dingin. Seolah menyimpan berjuta rasa yang tak pernah tuntas sejak akhir musim 2022–2023, saat kontraknya diputus begitu saja, tanpa pesta, tanpa tepuk tangan perpisahan. Hanya sunyi dan rumor.

Baca Juga:David De Gea Pilih Setia, Tolak Banyak Tawaran demi Manchester UnitedManchester United Luncurkan Tawaran £61 Juta, Barcelona Teguh Pertahankan Fermin Lopez!

Laga pramusim ini, yang mempertemukan Manchester United dengan Fiorentina pada Sabtu (9/8/2025) pukul 18.45 WIB, akan menjadi momen yang lebih emosional daripada yang mungkin direncanakan pihak klub. Lebih dari 50 ribu tiket sudah terjual, dan sebagian besar datang bukan untuk menyaksikan duel biasa. Mereka datang untuk melihat satu sosok yang selama lebih dari satu dekade menjadi penyelamat.

Ironinya, pria yang dahulu dipuja karena refleks kucing dan penyelamatan akrobatiknya kini bisa saja menjadi penyebab kekalahan tim lamanya. Tapi mungkin, itu justru balasan paling manusiawi dari panggung sepak bola yang kadang terlalu kejam untuk mengenal kata “terima kasih”.

David de Gea pernah menjadi benteng terakhir United. Dari masa-masa suram pasca-Ferguson, hingga secercah harapan saat mengangkat trofi Liga Europa. Ia bertahan kala pemain-pemain bintang datang dan pergi. Ia diam saat klub lebih sibuk belanja ketimbang membenahi pertahanan. Dan ia tetap berdiri di bawah gempuran kritik, beberapa adil, beberapa hanya pelampiasan frustrasi fans.

Tapi seperti pepatah lama berkata: semua orang adalah pahlawan, sampai mereka tidak lagi dibutuhkan.

0 Komentar