Salah satu petani lokal, Suharti dari Kelompok Tani Mekar Mukti, mengungkapkan kebahagiaannya. “Dahulu kami menunggu hujan untuk menanam, kini saat air sudah mengalir langsung bisa segera tanam,” ujarnya singkat namun penuh makna.
Sebagai tambahan informasi, Desa Legok memiliki lahan pertanian seluas 136 hektare yang sebelumnya sepenuhnya bergantung pada hujan. Sekarang, sistem irigasi telah dibangun dengan memanfaatkan sumber air lokal. Air mengalir melalui pipa PVC berukuran 6 inci menuju bak transit utama.
Dari sana, air kemudian didistribusikan ke Dusun Bojong Merod, Legok, dan Mayana melalui pipa HDP 4 inci, dan selanjutnya dialirkan ke lahan pertanian melalui pipa HDP 2 inci ke bak pembagi. Distribusi air kini mencakup secara efektif: 46 hektare di Dusun Mayana, 30 hektare di Dusun Legok, dan 90 hektare di Dusun Bojong Merod.
Baca Juga:Kabar Gembira! APBD Perubahan Jateng 2025 Prioritaskan Kepentingan RakyatGEGER! Fenomena Bendera One Piece Kalahkan Merah Putih di Media Sosial
Semua lahan yang sebelumnya mengandalkan hujan sekarang telah mendapatkan pasokan air secara menyeluruh. Langkah ini membuktikan bahwa kolaborasi antara militer dan pemerintahan sipil bisa memberikan dampak yang nyata bagi kehidupan masyarakat di tingkat bawah. Namun, tantangan ke depan tetap besar: bagaimana melestarikan infrastruktur ini, menjaga kualitas air, serta membina petani agar mampu mengelola lahan dengan efisien dan berkelanjutan.