Third Kit, Strategi Kreatif atau Pemerasan Konsumen? Dinamika Desain dan Finansial Jersey Ketiga di Era Modern

Sepakbola Indonesia
Third kit memberi kebebasan kreatif yang jauh lebih luas dibanding jersey kandang atau tandang yang lebih konservatif. Foto: Radar Bromo/tangkap layar - radarcirebon.tv
0 Komentar

RADARCIREBON.TV- Dalam beberapa tahun terakhir, jersey ketiga (third kit) telah berkembang dari sekadar alternatif warna menjadi alat strategis yang kuat dalam pemasaran dan pendapatan klub sepak bola.

Artikel ini mengulas secara mendalam bagaimana third kit memengaruhi industri modern—apakah benar inovasi kreatif atau malah jebakan konsumtif bagi fans.

Inovasi Desain yang Bebas dan Berani

Third kit memberi kebebasan kreatif yang jauh lebih luas dibanding jersey kandang atau tandang yang lebih konservatif.

Baca Juga:Jersey Persib 2025/26 Resmi Dirilis, Klok & Teja Paku Alam Ungkap Filosofi Mendalam di Balik DesainSelain Laga Pertandingan Melawan Newcastle, Tottenham Pamerkan Desain No Punggung Jersey Pemain

Klub besar dan brand seperti Nike, Adidas, atau Puma menggunakan third kit untuk bereksperimen dengan palet warna atau pola yang eksperimental, bahkan kadang kontroversial, demi menarik perhatian global.

Misalnya, sebuah third kit dirancang berdasarkan perpaduan estetika streetwear modern dengan identitas sepak bola tradisional, menciptakan narasi visual baru yang menyasar generasi muda dan pasar internasional.

Secara finansial, third kit terbukti menjadi andalan pendapatan merchandise.

Penjualan replika pakaian ini—varian third kit termasuk di dalamnya—menyumbang porsi besar dalam pemasukan tahunan klub.

Manchester United misalnya menghasilkan sekitar £267 juta dari penjualan merchandise saja, dan third kit bagian penting dari strategi itu.

Strategi pemasaran spesifik mengincar demografi tertentu, Asia menerima desain eksperimental, sedangkan Amerika Utara cenderung menyukai estetika gaya urban dan limited edition .

Strategi Global dan Penguatan Brand

Third kit bukan hanya soal desain, tetapi juga strategi kampanye global. Adidas dan Nike kerap meluncurkan third kit melalui kampanye terarah, menyesuaikan tampilan dengan kultur lokal atau event tertentu.

Ini mempermudah ekspansi klub ke pasar baru, serta memperkuat engagement fans.

Baca Juga:Hadiah Kemerdekaan ke‑80, Pemerintah Resmikan Libur Nasional 18 Agustus 2025Daftar Eks Bintang Liga Champions yang Kini Menganggur. Siapa Berani Menampung?

Peluncuran setiap musim juga menciptakan ‘ritual’ yang meningkatkan antisipasi dan loyalitas. Peminat rela membeli edisi terbatas demi koleksi atau dukungan visual terhadap klub favorit.

Meski banyak manfaat, third kit juga menuai kritik. Beberapa pihak menuduh bahwa jabatan menciptakan third kit setiap tahun hanya sebagai cara memeras uang fans.

Seorang anggota parlemen Inggris, Tim Farron, menyebut fenomena ini sebagai simbol “klub yang memeras fans”.

0 Komentar