Harga jersey yang makin melambung dan penggunaan desain yang sangat terbatas fase penggunaannya membuat sebagian fans merasa diperlakukan tidak adil.
Seiring kesadaran lingkungan meningkat, banyak third kit sekarang dibuat dari bahan berkelanjutan seperti poliester daur ulang dan pewarnaan hemat air.
Disamping itu, ada tren integrasi fungsi smart, misalnya QR-code di jersey yang mengarahkan fans ke konten eksklusif AR atau statistik pertandingan yang realtime—membuat jersey bukan hanya pakaian, tetapi portal interaktif kepada dunia digital.
Apakah Itu Worth It?
Baca Juga:Jersey Persib 2025/26 Resmi Dirilis, Klok & Teja Paku Alam Ungkap Filosofi Mendalam di Balik DesainSelain Laga Pertandingan Melawan Newcastle, Tottenham Pamerkan Desain No Punggung Jersey Pemain
Dari sisi klub dan brand, jelas menguntungkan untuk menambah variasi produk, menjaga relevansi pasar, melibatkan fans baru, serta meningkatkan pendapatan.
Dari sisi fans, di satu sisi, third kit memberikan pilihan estetika baru dan collectible item. Namun di sisi lain, penggunaan desain yang cepat usang, harga tinggi, dan keterbatasan pemakaian membuat fans merasa kewalahan secara biaya.
Jadi Third kit telah berevolusi menjadi lebih dari sekadar alternatif warna.
- Inovator desain, memungkinkan eksperimen berani yang tak bisa dilakukan lewat jersey utama.
- Sumber pemasukan strategis, menyentuh angka ratusan juta pound dari merchandise.
- Alat ekspansi global melalui kampanye yang disegmen per pasar atau kultur.
Terkait etika, perlu keseimbangan antara kreativitas bisnis dengan tanggung jawab terhadap fans.
Pada akhirnya, Third kit bukan sekadar akal-akalan tapi bagian dari strategi modern—jika dikelola dengan bijak dan transparan, bisa jadi win-win bagi klub dan pendukung.