RADARCIREBON.TV – Pelabuhan di Kawasan Ekonomi Khusus Industropolis Batang atau KITB akan segera mulai beroperasi untuk mendukung kegiatan bongkar muat berbagai perusahaan yang ada di kawasan industri itu.
Terminal Multipurpose Batang (TMB) dibangun untuk meningkatkan aktivitas dan mengurangi biaya bongkar muat di kawasan ini.
“Maksimal Agustus ini sudah dapat beroperasi, kemarin kami sudah melakukan pemeriksaan fungsional dan semuanya siap, tinggal melakukan sinkronisasi dengan para penyewa dan pihak Pelindo. Dalam waktu dekat, kita sudah bisa menggunakan fasilitas ini,” ujar Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, saat mengunjungi lokasi pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Baca Juga:Kebanggaan Jateng! Ekonomi Melesat 5,28%, Dunia Usaha Ikut Merasakan ManfaatWOW! Cek Kesehatan Gratis Jateng Capai 1/3 Target Nasional, Tertinggi se-Indonesia
Luthfi menyatakan bahwa pelabuhan ini berperan sebagai pelabuhan pendukung. Namun, melihat potensi yang ada, pelabuhan ini bisa dikembangkan menjadi pelabuhan besar di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang.
“Sementara ini, kami fokus untuk mendukung KITB dengan pelabuhan curah. Misalnya, pengiriman barang seperti pasir silika dan tanah liat yang tidak perlu dikirim dari Tanjung Emas. Cukup dengan menggunakan kapal dari sini, dan bisa berlabuh di sini. Ini bisa mengurangi biaya secara efisien,” terangnya.
Lebih lanjut, Luthfi menambahkan, area pelabuhan ini juga memiliki potensi untuk dijadikan tempat wisata. Masyarakat juga dapat memanfaatkan lokasi tersebut untuk kegiatan olahraga seperti berlari.
Di sisi lain, Purwanto Wahyu Widodo, Sub Regional Head Pelindo Jawa, mengatakan bahwa Terminal Multipurpose Batang sudah siap secara administratif. Saat ini, proses kesepakatan tarif bongkar muat dengan salah satu perusahaan di KITB, yaitu KCC, yang akan menggunakan terminal tersebut masih ditunggu.
Diketahui bahwa serah terima Tahap I (BAST I) untuk pembangunan Terminal Batang telah dilakukan oleh PT Brantas Abipraya (Persero) pada 21 Juli 2025 kepada PT Pelindo.
Untuk mendukung operasional terminal, jaringan listrik dari PLN dengan kapasitas 82,5 kVA dan tegangan 380 volt telah terhubung sejak 18 Juli 2025. Dengan infrastruktur listrik ini, terminal dapat beroperasi dengan mandiri dan efisien.
Terkait infrastruktur darat, tersedia lapangan penumpukan barang seluas sekitar 2 hektare (Ha) serta kantor operasional, akses jalan ke pelabuhan, sistem utilitas mekanikal dan elektrikal, dan jaringan keamanan terintegrasi juga telah disiapkan.